Part 6

891 Kata
Malam ini gadis berkacamata itu sedang sibuk mengetik di komputernya. Bahkan saking sibuknya ia sampai lupa untuk mandi malam. Tenang saja! Dia tidak bau sama sekali. Karena kamu hanya membacanya,tidak bisa mencium apakah dia bau atau tidak. "Aiihhh, apaan sih ini? Mentang- mentang ketua tinggal ngatur. Gue kan juga manusia! Emangnya ini cuma tugas sekretaris aja?" Dia marah-marah sendiri. Tangannya terasa kaku dan matanya mulai lelah. Ia memutarkan badannya sehingga terdengar bunyi 'krek' dari punggungnya. "Nikmatnya,"Ana mendesah saat dia membunyikan semua tulang-tulang ditubuhnya. Tok...Tok..Tok.. Terdengar suara ketukan pintu. "Sayang,ada teman yang nyariin." Dinda memanggil Ana. "Hah?Apa? Siapa?" Ia melihat jam bekernya. Terlihat 20:15. Tak sadar kalau dirinya belum mandi,dengan pedenya ia keluar kamar dan menemui orang itu diluar. "Siapa?" Tanyanya sambil membuka pintu. "Ini gue," Jawab orang itu yang tak lain tak bukan adalah Bram. Ana malu setengah mati. " Mau ngapain Lo? malam-malam begini?" Ia keluar sambil membuka gerbang. "Gue kangen berat nih,makanya datang. Mau ngelihat kamu!" Goda Bram. "Sekali lagi gue tonjok pala Lo yah.Yaudah masuk!Mau gue buatin minum apa?" Dengan polos ana mempersilahkan Bram masuk. Ketika itu Dinda keluar dan Bram menyapanya dengan sopan. "Gausah Tan,disini aja,biar sejuk" Katanya saat Dinda menyuruhnya masuk. Dinda pun pergi dan meninggalkan mereka berdua. "Lo mau minum apa?" "Gak usah deh,cuma lihat muka jutek Lo aja udah lebih dari cukup!" Ana mendengus panjang. "Hedehhhhh,mau Lo apaan sih?Gue gak punya waktu banyak tau!Gue sibuk!" Jelasnya sambil duduk disamping Bram. Bram tertawa kecil, "Mau minta roster sama tugas buat besok," Katanya seraya mengeluarkan sebuah buku kecil beserta sebuah pulpen dari kantung celananya. "Itu doang? Ada lagi?" Tanya Ana malas. Bram hanya menggangguk. Ana pun pergi mengambil roster dan tugasnya besok. Beberapa menit kemudian ia datang dan membawa secarik kertas beserta tiga buku tulis. "Ini rosternya sekaligus tugas besok. Jangan lupa lo bawa." Katanya sambil memberi benda itu. "Iya,iya...Tenang aja,selama lo masih dihati gue,lo bakalan gue jagain kok. Tenang aja!" Bram mengambil kertas beserta buku itu. Ana berdiri sambil melihatnya, "Yaudah. Lo gak pulang?" Tanyanya jutek. Bram menggeleng dan bertingkah seperti anak-anak. "Gue belum mau pulang. Ngapain cepat-cepat?Toh lima langkah dari rumah elo kok." Jawabnya santai. Ana menghentakkan kakinya. Ia duduk sambil melipat tangannya. "Elo tambah lucu deh,kalau bertingkah kayak gitu. Oh iya,Lo tau lagu dangdut yang liriknya,aku punya pacar, lima langkah dari rumah. Tak perlu kirim surat,SMS juga gak usah." Bram bernyanyi sambil menggerakkan tangannya. Ia berjoget kecil seolah pedangdut tingkat dewa. Ana sempat terkekeh sebentar tetapi cepat disembunyikannya. " Enggak lucu dan gak tau!" Jawabnya datar. "Ahh masa?Sini biar gue kasih tau lagunya," Bram kumat lagi. Ana memukul lengan Bram, "Ihh elo terkadang itu kayak babe-babe genit tau gak sih?" Omelnya kuat. "Hahahaha..Iya sorry-sorry. Gue ngelakuin itu biar Lo bisa ketawa. Soalnya kalau Lo ketawa, kayak ada manis-manisnya gitu." Bram merayu Ana lagi sambil menatap bintang di langit. "Nana,Lo percaya gak sama yang namanya cinta pertama?" "Enggak, emang kenapa?" "Gak papa sih,nanya ajah" Suasana menjadi hening. Mereka berdua tenggelam dengan kenyamanan melihat bintang di langit. Hingga Tuti memanggil Bram pulang. "Eehhh,gue keenakan yah?" Bram berdiri sambil merapikan bajunya. Ana tersenyum dan ikut berdiri juga. "Gue pulang dulu yah,orang rumah udah rindu. Makasih buat roster sama tugasnya. Oh iya,besok kita barengan lagi ya." Ucap Bram seraya berjalan keluar. Ana hanya menggangguk-angguk sambil membuka pintu gerbang. "Hati-hati ya,awas semut," Ujar Ana. Bram tersenyum puas melihat Ana sudah mulai bercanda dengannya. Bram melambaikan tangan dan berjalan kegerbang rumahnya. Hampir saja menutup gerbang, tiba-tiba Bram kembali dengan berlari. "Mulai besok malam kita belajar sama ya." Ana hanya mengangguk. "Sini,gue mau bisikin Lo sesuatu." Sebelum bram kembali ia sempat berbisik. Ana mencoba mendengarnya dengan seksama. "Pergi gih,elo mandi! Udah bau tau," Lalu berlari kegerbangnya sambil mengejek Ana. Ana memekik pelan, "sialannn!" Ia langsung menutup gerbangnya dan berlari kerumah. Dengan cepat ia mandi dan berbaring di kasurnya. Mengingat kejadian satu hari ini. Kok Bram itu aneh banget yah. Gue bingung sumpah! Ahhhh....Semenjak dia datang,kok gue jadi baperan gini yah?Padahal sebelumnya gak pernah.Apa jangan-jangan,dia punya santet lagi. Ya ampun,kok jadi kepikiran dia lagi sih? Sadar Nana,dia itu cowok penggoda! Keheningan malam membuatnya merasa sedikit tenang. Yang terdengar hanyalah suara jam bekernya berdetik.Ia mulai melamun,entah apapun itu yang jelas dirinya mulai terbiasa dengan sikap anehnya Bram. Hingga suara handphonenya berbunyi. Ckling....Ckling... Mata Ana sontak terbuka lebar,tangannya dengan cepat meraih benda segiempat di atas mejanya. Ternyata seseorang sedang menchat dirinya dari w******p. Bram w. : haloo nona manis?Udah mandi? Salam kenal ya,tetangga baru kamu yang di depan rumah. Nana Aurora : Apaan sih? Yaudalah,emangnya Lo kira gue nenek sihir yang gak mau mandi? Lo dapet darimana nomor gue? Bram w. : Hahahaha, setidaknya gue perhatian sama Lo ?. Butuh keahlian FBI supaya dapet nomor Lo. Tapi berkat pengalaman gue di CIA,gue bisa dapet. Keren kan? Nana Aurora : -_- ?? Bram w. : Elo udah makan? Lagi dimana? Sama siapa? Nana Aurora : Udah. Di kamar guelah. Sama bayangan. Bram w. : Besok ada ulangan yah??Gue lihat di buku biologi Lo, Nana Aurora : iya. Bram w. :Makasih nona manis,makin sayaangg dehh. Nana Aurora : iya. Bram w. : Yaudah,Lo tidur ya. Jangan lupa mimpiin gue. Met bobo Nana manis. Ana hanya membacanya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Ia lalu mendengarkan musik dengan headseat sambil menutup mata. Lama-kelamaan dirinya mulai tak sadarkan diri. Mulai memasuki dunia semu yang mampu membuatnya merasa nyaman untuk tinggal di sana. Selamat malam dunia. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN