Damar, dan Riri tiba di tempat tinggal Sang Permaisuri. Ibunya sangat terkejut melihat wajah putranya yang sudah kembali sempurna. "Pangeran...." Damar, dan Riri berlutut di kedua sisi kursi roda ibunya. "Ibu ...." Damar mengambil telapak tangan ibunya, ditempelkan ke wajahnya. "Kutukan itu sudah lenyap, Bu. Karena kebaikan Puteri Prameswari." Air mata jatuh di pipi ibu Damar. Senyumnya mengembang, ditatap wajah Riri. "Terima kasih, Puteri." Tangan ibu Damar terangkat, diusap pipi Riri. Riri ingin bicara, tapi tak mampu berucap. Hanya sorot dari mata terungkap isi hatinya. "Keadaan ibu juga lebih baik sekarang. Ibu rasa, bukan hanya kutukan yang mengunci dirimu yang menghilang, tapi tabir yang melingkupi ibu selama ini ikut memudar. Puteri sudah membawa perubahan besar dalam keh