"Mbak Nami wanita yang beruntung. Mas Bima rela berkorban dengan menikahiku supaya Mbak tidak dipenjara." Salwa mengulangi perkataannya, sedangkan aku terduduk di lantai dengan tatapan kosong. Tidak pernah sekalipun aku menduga bahwa semua yang terjadi adalah akibat dari ulahku, akibat dari kesalahanku. Rasanya ingin sekali menenggelamkan diri ke dasar jurang daripada harus menghadapi fakta mengerikan seperti ini. Aku telah menghilangkan nyawa seseorang. Aku telah menyebabkan seorang istri menjadi janda, dan sekarang janda itu justru dinikahi oleh suamiku sendiri. "Nami, bangunlah." Mas Bima terduduk di hadapanku. Tangannya terulur menghapus air mata yang berjatuhan di kedua pipiku. "Kenapa kamu menyembunyikan semuanya dariku, Mas? Kenapa tidak jujur saja, hmm?" Kutatap matanya yan