Rose masih tersenyum saat Jordan menatap arah kamar mandi, lalu Jordan tersenyum padanya. “Aku pergi .” Rose lega karena akhirnya Jordan benar-benar pergi. Saat Rose mengunci pintu Jordan bertanya pada Theo sebelum dia pergi.
“Apa semua baik-baik saja Theo ?”
“Ya sir. Seperti yang anda lihat, kebebasan yang anda berikan pada Rose membuatnya sangat bahagia dan tidak lagi memberontak.”
“Bagus kalau begitu. Terus awasi dia !”
Dikamarnya Rose langsung berlari ke kamar mandi dan mengunci pintu itu. Disana dia melihat Rick yang tersenyum nakal padanya. “Ya tuhan kau belum juga pergi.” Rick menarik tubuh Rose hingga tidak lagi menyisakan jarak antara mereka.
“Aku menginginkanmu Rose.” Lalu dengan cepat Rick mencium bibir Rose, mereka saling membelit satu sama lain, dan perlahan Rose membuka kancing baju Rick satu persatu setelah Rick melepaskan semua yang dia kenakan. Rose sudah tidak lagi memakai apapun sebagai penutup tubuhnya, tidak ada sedikitpun benang.
Rick terkesima pada keindahan tubuh Rose yang memang sempurna, kulit semulus porselen dan kedua p******a yang sempurna. Rose membuka kunci pintu kamar mandi itu, dia berjalan mundur membuat Rick mengikutinya. Rose tersenyum sangat erotis dimata Rick, langkah mereka yang lambat membuat permainan itu sangat terkesan bagi Rick. Rose benar-benar pintar membuatnya tergoda.
Rose menidurkan tubuh Rick, dia mengambil posisi diatas dan Rick menyukai itu.
“Kau melupakan kekasihmu karena ini ?” Rose menyeringai nakal dan Rick langsung duduk memangku tubuh Rose. Dia tidak ingin menjawabnya karena sudah sangat tergoda akan keindahan didepannya itu. Rick mengecup p******a Rose lalu sebelahnya dia mainkan. Tangan Rose memeluk erat tubuh Rick, pertanda kalau dia tidak ingin melepaskan Rick.
“Ah…,Rick.” Rose mendapatkan kenikmatan saat Rick mulai menggoyangkan tubuh mereka. Rose juga ikut membuat Rick gila dengan setiap gerakannya. Rick rasanya sulit melepaskan Rose, dia kemudian berpikir benar-benar akan membawa Rose kabur dengannya. Dia tidak rela lagi jika tubuh ini disentuh pria lain selain dirinya.
“Ah…Rose, kau benar-benar nikmat sayang.”
Rose menjatuhnkan tubuhnya diatas Rick, dan dengan cepat Rick membalik posisi mereka. “Kau ingin lagi Rick?” tanya Rose tak percaya. Dan Rick hanya menjawab dengan gigitan pada putting Rose.
“Ah…Rick.”
“Ya sayang,” Rick tidak melewatkan sejengkal pun bagian tubuh Rose untuk dia kecup dan sentuh. Dia mengambil ponselnya dan memfoto posisi Rose yang sangat seksi menurutnya. “Aku akan menyimpan ini dan melihatnya saat aku merindukanmu.”
“Merindukan tubuhku maksudmu hem. Ah…..,” Desahan itu ikut megiringi apa yang dikatakan Rose. Rick benar-benar mengerti membuatnya bahagia.
Setelah puas dengan yang mereka lakukan, Rick memilih memeluk Rose sepanjang malam yang mereka lalui. “Rose. Kuharap aku tidak menyakitimu .” ucap Rick lalu mengecup kening Rose.
“No. Aku menyukainya. Kenapa baru sekarang kau lakukan?” Rose tertawa bersama Rick, dan Rick seolah tak lelah mengecup bibir Rose. “Aku akan segera membawamu dari tempat ini.”
Rose mengangguk lalu mengeratkan pelukannya pada Rick. “Salahkah jika aku ingin kau selalu mendekapku seperti ini ?” Rick tak menajwab dia hanya semakin memeluk tubuh Rose yang masih tanpa busana itu.
*****
Pagi yang indah bagi Rose tiba dia tersenyum karena menghabiskan malam dengan Rick, pria itu benar-benar sudah merebut kewarasan Rose. Dia tahu Rick memiliki kekasih, namun Rose tetap tidak bisa menjauhkan rasa mendambanya pada Rick. Pagi ini Rick sudah buru-buru pergi akrena harus ada yang ia selesaikan.
Rose membersihkan tubuhnya lalu membuka pesan dari ponsel yang ia sembunyikan. Tidak ada pesan dari Rick membuatnya kecewa, lalu dia memutuskan untuk kembali menjelajahi mansion besar yang Jordan miliki itu.
Sesampainya dia di taman belakang dia melihat area tembak yang dimiliki Jordan. Sedikit rasa penasaran Rose muncul, dia mengalihkan pandangannya pada Theo.
“Theo bisakah kau membantuku sebentar.” Theo mengangguk dan Rose sangat bahagia melihat sepertinya Theo mulai mematuhinya.
“Theo bisa ajarkan aku cara bermain ini.” Rose memegang salah satu senapan disana dan melihatinya dengan terkesima. “Apa anda mulai tertarik dengan senjata api nona ?” tanya Theo dan Rose tersenyum simpul.
“Ayah ku seorang yang ahli memodifikasinya Theo, dan tentu aku tertarik. Tapi ilmu yang kumiliki hanya tentang bagaimana membuat peluru yang ada di senjata api ini mematikan.” Theo terkejut mendengar apa yang Rose katakana. “Ini rahasia ku Theo, aku memberitahukanmu karena aku tau kau akan menjadi teman baikku dan kau juga akan menyelamatkan ku dari Jordan.”
Theo menunduk tak berani melihat wajah Rose. “Oh jangan begitu Theo.” Rose memegang lengan Theo, bukan maksudnya ingin menggoda Theo, dia hanya menganggap Theo layaknya seorang kakak pria yang ia miliki, karena Theo selama ini selalu membantunya. Tanpa Theo sadari kalau Rose tahu perbuatannya.
“Jadi kau mau membantu ku?” Theo mengangguk dengan hati-hati. “Anda harus berhati-hati untuk bersikap Nona,”
“Panggil aku Rose saja. Oke ?”
Theo terdiam sejenak lalu dia mengerti . “Dengar Rose jika kau ingin semua pembalasan kita berhasil kau harus lebih waspada dan juga sangat berhati-hati.” Rose mengangguk lalu senyuman indah miliknya terbit. “Jadi sedekat apa kau dengan Rick?”
Theo menjawab sambil mengajari Rose memegang senapan panjang yang pelurunya mampu menembus kepala seseorang itu. “Jangan membuat kesalahan saat kau memegang ini, fokus pada target di depanmu dan hiraukan semua suara yang ada.”
Rose membidik dengan sangat hati-hati targernya pada papan tembak itu dan dia ingin menembak jantung Jordan saat ini. Rose menekan pedalnya lalu satu tembakan sangat tepat dapat diberikan Rose pada arah yang ia inginkan.
“Good ! kau sepertinya sangat mahir sebelumnya.” Rose tersenyum sombong dan masih ingin mengulangi tembakannya. “Ini yang pertama bagiku Theo, tapi ini bukan yang terakhir. Karena aku akan berhenti saat semua sudah kudapatkan dari Dunia ini.”
Theo melihat bagaimana tekad itu jelas terlihat dari sorot mata yang penuh dendam milik Rose. “Ada satu hal lagi yang ingin aku pelajari Theo, dan aku tau mahir dalam hal ini.”
Theo melihat wajah Rose tak percaya dengan semua informasi yang dimiliki wanita itu. “Apa Rick juga memberitahukanmu apa yang membuatku takut.” Rose menepuk pundak Theo dan dia tertawa. “Kau sangat dekat dengan Rick ternyata.”
“Ya tentu ! Hidupnya tidak jauh lebih baik dariku. Dan mungkin rencanya akan berjalan dengan lancer sekarang.” Theo menatap Rose dengan seringai khasnya.
“Baiklah bagaimana jika kau memberitahukanku semua sudut Mansion ini.” Theo menunduk dan membiarkan Rose berjalan lebih dulu. Mereka harus sangat berhati-hati bukan, jadi mereka tidak ingin semut pun tahu apa yang mereka rencanakan. “Berikan aku satu hari untuk memberitahukan rahasia mansion ini padamu.” Rose tertawa dalam hati dan dia tidak sabar untuk semua tujuannya.
“Mari kembali kedalam, mereka akan curiga jika kau terlalu lama diluar dan bersamaku. Masuklah ke dapur dan dekatlah dengan kepala pelayan disana.” Theo mendekat kearah Rose dan menatap tajam mata Rose.
“Wanita tua itu adalah mata-mata Jordan. Kau harus sangat berhati-hati padanya.”
Rose tidak menyangka kepala pelayan yang sangat tua itu dijadikan Jordan sebagai mata-mata di Mansionnya.
“Bagaimana dengan anak buahnya yang lain ?” Rose bertanya sambil mereka berjalan menuju pintu utama Mansion.
“Mereka tidak lebih dari hanya seorang penjaga. Jordan memiliki anak buah yang tangguh tapi tempat mereka bukan disini. Melainkan untuk menjalankan bisnis Jordan. Satu-satunya yang harus kau perhatikan adalah kepala pelayan itu. Dia hamper saja menangkap mu memasang kamera pengintai diruang makan, jika tidak karena aku yang datang tepat waktu kau mungkin sudah tertangkap.” Rose menatap Theo dengan sungguh-sungguh. “Tapi meski hanya dia mata kunci Jordan pada Mansion ini, bukan berarti kau harus percaya pada semua orang. Jangan percaya pada siapapun selain dirimu.”
“Termasuk kau ?”
“ Ya ! termasuk aku dan juga Rick. Karena jika waktunya sangat tidak memungkinkan dank au tertangkap Jordan, akupun harus menyelamatkan hidupku.” Rose tidak percaya dengan apa yang dikatakan Theo. Dia menelan ludahnya dan sangat mengerti juga mengingat apa yang Theo katakana padanya.
“Maka dari ini kita harus sangat berhati-hati. Apa kau paham Rose !?” Rose mengangguk lalu menyeringai.
“Aku paham.”
Lalu mereka masuk kedalam mansion disambut oleh kepala pelayan yang baru saja disebutkan Theo. “Nona apa anda sudah menghirup udara segar diluar ?”
“Ya, ada apa ?”
“Tidak apa Nona, hanya saja anda tidak pernah keluar dari dalam mansion selama ini.”
“Apa tuan mu itu sebelumnya mengijinkan ku untuk berjalan-jalan ? Jangan mengusik ku Madame Elyor. Lakukan saja tugasmu di dapur.” Rose berlalu dengan sangat angkuh, dia akan membuat wanita tua itu tidak berkutik padanya. Dan dia akan menjalankan perannya sebagai simpanan dari Jordan. Theo ikut menyeringai saat melewati madame Elyor, dia juga sangat tidak menyukai wanita tua itu.
Elyor hanya diam dengan semua pikirannya tentang Rose. Dia tidak menyukai wanita itu sejak pertama kali datang ke Mansion ini, wanita yang dia anggap sudah merusak ketenangan yang dimiliki Ginna__istri dari Jordan yang sebenarnya.
TBC...