Halo, selamat siang pemirsa di rumah. Semoga di hari ini anda sehat selalu dan ceria dengan ditemani saya sendiri Ananda Nicola, yang pastinya akan memberikan informasi dan cerita-cerita baru tentang dunia selebritas dari tanah air di acara INCER Informasi dan Cerita Selibritis.
Pemirsa, seperti yang kita ketahui jalinan cinta Jenar dan Alan sudah berlangsung sejak lama, terlihat jelas hubungan mereka berdua terjalin dengan baik, kita bisa melihat foto-foto mereka berdua. Alan sebagai pengacara sukses mampu merebut hati Jenar. Pastinya ya pemirsa senang sekali melihat mereka bersama. Begitu juga dengan kerabat dari keluarga Jenar dan Alan. Ini dia lipuntannya.
Alan memijitkan kepalanya, ia memandang gosip dirinya semakin hangat. Jenar sudah berjanji mengklarifikasi masalah itu kepadanya kemarin. Setelah 24 jam ia menunggu, tapi tidak ada satupun menyurutkan berita itu di media. Berita itu malah semakin menjadi-jadi, dan berita itu malah disiarkan berulang-ulang.
Alan mengepalkan tangannya, ia ingin sekali melempar remote itu ke arah Tv.
"Sialan, Jenar".
"Pembohong !".
Beberapa saat kemudian,
"Mas Alan, beneran pacaran dengan mbak Jenar".
Alan mengalihkan tatapan ke sumber suara, ia tahu betul siapa pemilik suara cempreng itu. Pemilik suara itu adalah Dara, adiknya yang kini sedang mengenyam pendidikan di sekolah menengah pertama.
Alan mengerutkan dahi, yang benar saja Dara adiknya memanggil Jenar dengan sebutan mbak,
"Mbak? Kamu berkata seperti itu seakan kamu saudara dekatnya" dengus Alan.
"Ingat, mas enggak pernah pacaran dengan dia !".
"Tapi mbak Jenar cantik loh mas, Dara ngefans banget mbak Jenar, sumpah deh, film Badai yang ia perankan keren banget. Boleh dong mas, bawa mbak Jenar ke rumah" ucap Dara antusias.
Alan menarik nafas, ia ingin menyadarkan pikiran gila adiknya itu,
"mas, tidak akan pernah membawanya ke rumah ini. Berhentilah untuk merengek-rengek apalagi mengelu-elukan dia Dara, jangan pernah menyebut Jenar dengan sebutan mbak lagi. Jenar bukan mbak kamu, mengerti !".
"Mbak Jenar itu cantik, sexy, keren, dan Dara sebagai fansnya. Dara setuju jika mas menikah dengan mbak Jenar".
Dara lalu duduk di samping Alan, "Mbak Jenar tidak hanya cantik, mbak Jenar juga suaranya bagus banget mas. Mas tahu kan, mbak Jenar duet dengan Kevin dalam soundtrack film Badai".
"Dara !".
"Mas, Dara berkata jujur loh, mbak Jenar memang keren abis. Pokoknya Dara orang pertama yang setuju mas dengan Jenar".
"Dara !" Alan mencoba memperingatkan sekali lagi.
"Mas, kalau mas jadi dengan mbak Jenar. Follower IG Dara pasti mendadak banyak, dan Dara akan jadi endorse, Dara enggak perlu lagi minta uang sana sini, hanya dengan posting Foto. Uang Dara di ATM mengalir dan Dara akan traveling ke Budapest, Yunani, Spanyol".
Alan sudah panas dengan khayalan Dara terlalu tinggi itu, "Dara, berhentilah berkhayal yang tidak-tidak".
"Tapi mas".
Ibu menatap dua saudara itu dari kejauhan. Beliau sudah sering melihat mereka bersama, pertengkaran kecil itu membuat keluarga menjadi lebih ceria dan terasa lebih hidup.
"Apa sih yang diributkan" ucap ibu berjalan ke arah ke dua anaknya.
Alan menarik nafas, ia menatap ibunya mendekat.
"Enggak ada apa-apa ma" ucap Alan, ia berusaha tenang. Padahal dipikirannya sudah bercabang-cabang memikirkan Jenar dan pernikahannya.
Sedangkan Dara lalu berlalu berjalan meninggalkan ibu dan Alan, menuju kamar. Ibu menatap anak sulungnya dan lalu duduk disamping Alan. Ibu tahu putranya sedang memikirkan berita dirinya di media, padahal besok adalah hari pernikahnnya. Kemarin dirinya sempat ingin pingsan mendengar Alan dan Jenar bersama. Beliau tidak tahu menghadapi masalah itu. Beberapa kerabat dan para keluarga besarnya mulai menanyakan hubungan Alan dan Jenar.
"Alan, apakah benar, Jenar itu kekasih kamu" tanya ibu, dari kemarin inilah pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada putra sulungnya.
Alan menggelengkan kepalanya, "tidak ma, saya sama sekali tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Jenar. Jenar adalah salah satu klien saya kemarin. Kasus Jenar sudah selesai, saya tidak tahu, kenapa media itu selalu menayangkan berita itu" ucap Alan.
Ibu menarik nafas, ia kembali menatap Alan, "Mama harap selesaikan hubungan kamu dengan Jenar. Jujur mama sudah malu. Apakah kamu sudah mengatakan prihal ini kepada Agni?" Tanya ibu.
"Sudah ma, tapi sepertinya Agni tidak membahas lagi tentang saya. Saya tahu Agni pasti kecewa melihat berita itu. Alan juga sudah bertemu Jenar kemarin, wanita itu berjanji membersihkan nama saya di media. Tapi lihatlah wanita itu belum ada tanda-tanda, mengkonfirmasi apapun kepada media itu".
Ibu mengusap punggung tangan Alan, "Bagaimana dengan pernikahan kamu, mama sudah cukup malu dengan kabar berita itu Alan. Kamu sudah seperti laki-laki yang tidak bertanggung jawab, berselingkuh tepat di hari pernikahan kamu. Mama sebagai wanita, pasti kecewa dengan tindakkan kamu".
"Ma, saya harus bagaimana lagi. Jujur saya tidak ada sedikitpun berniat untuk menyakiti Agni. Hubungan saya kemarin baik-baik saja, dan tiba-tiba mendadak menjadi viral, dan hingga sekarang belum terlihat tanda-tanda berita itu mereda".
"Tapi berita itu, benar adanya Lan. Bagaimana kita menyikapi ini, lihatlah para wartawan sudah menunggu kita di luar sana, menunggu jawaban kamu. Mama bahkan tidak bisa kemana-mana seperti ada yang mengikuti mama terus".
Alan menegakkan tubuhnya, "Sepertinya saya menyelesaikan berita ini dulu ma".
"Iya, sudah seharusnya kamu menyelesaikannya, dan bagaimana pernikahan kamu?" tanya ibu.
"Enggak tahu ma, Alan juga bingung".
"Ya sudahlah, mau gimana lagi. Mama terserah kamu saja. Menikahlah dalam keadaan tenang. Mama ambil buruknya saja, mama takut setelah menikah kalian malah bertengkar dan berakhir dengan perceraian, karena gosip hubungan kamu dengan Jenar".
Pikiran ibu memang benar adanya, ia sama sekali tidak berniat menyakiti Agni.
"Ma, saya ingin menikah sekali seumur hidup saya, dengan wanita yang saya cintai".
Alan melihat jam melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 20.10 menit. "Ma, Saya pulang dulu, kepala saya sepertinya hampir pecah memikirkan ini"
"Hati-hati kalau begitu".
****************