Setelah mengantar Zayn ke sekolah, Shanum memilih untuk jalan-jalan ke taman. Ia butuh tempat untuk menyendiri. Ia juga tak mungkin berada di rumahnya, bisa-bisa ibunya akan semakin curiga padanya. Apalagi saat mengingat semua kebohongan Gavin padanya, membuat kedua matanya selalu penuh dengan cairan bening. Shanum tak bisa menahan air matanya untuk tak mengalir, disaat hatinya benar-benar terluka oleh sikap suaminya. Mas, apa kamu tau, luka ini begitu menyiksaku. Luka ini memang tak berdarah. Tapi, luka ini akan selalu membekas seumur hidupku. Shanum mendengar suara dering ponselnya, ia lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam tas selempangnya, dan melihat siapa yang menghubunginya. Mas Gavin! Shanum bukannya menjawab panggilan itu, tapi malah mendiamkannya sampai panggilan itu