Jalan-jalan

629 Kata
Mobil Max akhirnya sampai di sebuah mall besar. Selagi Max sibuk memarkirkan mobilnya, Amira terus menatap bangunan mall yang megah sambil berdecak kagum. "Om lihat bangunan itu, megah sekali ya!!" seru Amira ketika dia keluar dari mobil. Max hanya tersenyum melihat tingkah lugu dari Amira. "Kau baru melihat yang seperti ini pertama kali?" Amira mengangguk spontan mendengar pertanyaan Max. Pria itu lalu menghampiri Amira dan menyamakan tingginya dengan tinggi Amira. "Amira, sebelum kita masuk, ada beberapa peraturan yang harus kau patuhi dengarkan aku baik-baik ya." Amira yang patuh mendengarkan Max dengan seksama. "Pertama, kau tidak boleh berkeliaran kesana kemari. Yang kedua kau harus selalu menggenggam tanganku apapun yang terjadi. Yang ketiga kau harus mengatakan apa yang ingin kau katakan seperti pergi ke WC atau hal lainnya, apa kau mengerti?" Amira mengangguk "Gadis pintar," puji Max sambil mengacak rambut Amira. Dia berdiri dan menggenggam tangan Amira " Ayo kita pergi, ingat ya peraturannya." "Iya om." Amira terpaku melihat pancuran air di dalam gedung itu "Om lihat ada pancuran air, bagus ya om." katanya. "Kau baru melihat yang seperti itu ?" "Iya om." jawaban Amira disambut Max dengan tertawa. "Amira, Amira kau sangat polos." kata Max sambil mengacak rambut gadis kecil itu. "Ayo kita pergi ke taman bermain" ajak Max. "Taman bermain?" "Iya, taman bermain." "Di mana om?" tanya Amira tak sabar. "Sabar nanti kita sampai." Mereka lalu berjalan tak sampai beberapa menit, Max berhenti begitu juga Amira. Pria itu memandang sekitaran dan tersenyum lebar melihat taman bermain tak jauh dari tempatnya berdiri, "Amira, kita sudah dekat lihat." Amira menatap kearah yang di tunjuk oleh Max, matanya berbinar melihat wahana tempat bermain. Amira segera menarik tangan Max, "Ayo om, kita kesana cepat." pinta Amira. "Iya sabar, Amira." Akhirnya mereka sampai di tempat tersebut, "Amira pergilah main, Om akan tunggu di sini." "Benar ya jangan kemana-mana ya om." "Iya om akan tunggu Amira di sini." Amira lalu pergi bermain sementara Max mengawasinya dari jauh. Pria itu tersenyum melihat raut wajah bahagia Amira. "Lagi nungguin anak ya mas?" tanya seorang ibu muda yang juga menunggu anaknya. Max menatap sekilas pada ibu muda itu dan kembali menatap Amira tanpa menggubris pertanyaan si ibu muda. Si ibu muda lalu menatap Amira yang di tatap oleh Max. "Itu anak anda ? Hahaha ...." Max sontak menatap tajam pada ibu itu, "anak adopsi ya?" ejek si ibu. "Mbak, jangan seenaknya bicara ya. Anda itu punya mulut untuk bicara yang baik bukan untuk mengejek orang." tegur Max. Max bangkit dan beranjak dari kursinya menghampiri Amira yang asyik bermain dan membawanya pergi dari tempat itu dengan tiba-tiba. Amira jelas heran dengan sifat Max yang berubah tiba-tiba. "Om kenapa om, apa ada masalah?" Max menoleh pada Amira. Dia tersenyum lembut dan membelai rambut Amira. "Nggak, om nggak ada masalah." katanya membohongi Amira. "Serius, nggak ada masalah?" "Iya, nggak ada mau tidak ke aquarium?" "Aquarium? Aquarium itu apa?" "Kalau mau tahu ikut dengan Om yuk" mereka lalu pergi ke Aquarium yang banyak spesies ikannya. Mereka lalu jalan-jalan ke banyak tempat seperti ke pekan raya, kebun binatang dan menonton di bioskop. Jam menunjuk pukul 20.30, Amira menguap ketika dia keluar dari bioskop. "Om Amira mengantuk, Amira mau pulang." "Baiklah kita pulang ya." Merasa kasihan pada Amira yang terus mengucek matanya, Max segera menggendong Amira menuju mobilnya yang terparkir di luar. Setelah mereka sampai, Max dengan hati-hati menaruh Amira di jok belakang mobil. Dia lalu masuk ke mobil bagian kursi pengemudi dan mulai menyalakan mesin mobil. 'Tunggu dulu, jika aku membawanya pulang ke desa Anggrek dia pasti akan dimarahi oleh keluarga bermuka dua itu, Apa yang harus kulakukan ?' tanya Max pada dirinya sendiri. Sejenak dia berpikir sebelum akhirnya mendapatkan ide. 'Amira sayang kau tidak akan pulang ke rumahmu tapi kita akan pulang ke rumahku' desisnya sambil tersenyum menatap Amira pada kaca mobil.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN