Delapan Belas

1456 Kata

Ravin duduk di kursi yang berada di teras, tentu saja terlindung dari rintik hujan yang masih mengguyur kota malam ini. “Hujannya awet seperti pakai pengawet,” ujar ayah Angel, tadi Angel sempat memperkenalkannya sebelum masuk ke dalam. “Mungkin kataknya masih bernyanyi pak, jadi hujannya belum berhenti,” tambah Ravin. Ayah Angel sampai terkekeh. “Harusnya kamu bawa gitar biar makin merdu nyanyinya,” timpal ayah Angel. “Jangan dong, banjir nanti,” ucap Ravin sambil tertawa. “Iya juga ya, tapi semoga cepat reda, kasihan,” ucap ayah Angel. “Kasihan sama perumahan yang jadi langganan banjir ya pak?” “Bukan. Kasihan sama kataknya nanti suaranya habis kalau nyanyi terus,” ocehnya membuat Ravin meledakkan tawanya. Hal itu tak ayal menjadi perhatian Darren yang mengintip dari balik c

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN