Dalam diam Alex melamun. Radio usang yang kudapati di gudang satu-satunya suara yang terdengar. Radio tua yang disukai papa mertua. Alex menatap kosong benda berantena itu. Setelah kejadian di kantor Alex memutuskan untuk pulang. Kami terdiam di dalam kamar dan ditemani alunan musik barat. "Kamu ingin bicara sesuatu?" ucapku. Alex tak menjawab. Kutepuk pundaknya hingga ia menoleh. "Kamu bicara sesuatu? Maaf aku gak dengar," ucapnya. Kuberikan seulas senyum membuat Alex ikut menarik sudut bibirnya. "Aku siapin makan siang dulu, ya." Aku segera berdiri, tapi Alex menahan tanganku hingga aku kembali duduk. Ia berbaring menjadikan pahaku sebagai bantal. Mata Alex mulai terpejam, ia tampak lelah. "Sebentar saja, tetaplah seperti ini," gumamnya. "Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku