Suara kicauan burung di luar yang terdengar begitu ramah di ikuti dengan sinar mentari yang malu-malu masuk ke dalam kamarnya ternyata berhasil membangunkan seorang gadis yang sedang berbaring diranjangnya. Gadis itu menggeliat kecil dalam tidurnya yang terusik hingga perlahan menampakkan kedua bola mata bulatnya. Pandangannya langsung tertuju pada langit-langit kamar yang kali ini dihuninya. Sembari mengumpulkan nyawanya. Lalu pandangannya beralih ke arah ranjang samping tubuhnya yang sebelumnya dihuni oleh seorang pria albino menyebalkan yang telah menghabiskan malam yang panjang bersamanya. Mengingat itu membuat gadis itu menutupi mukanya yang telah bersemu merah dengan kedua tangan sambil mengerang tertahan. Malu dan kesal bercampur menjadi satu. Ingin melupakan semua kejadian yang bar