Beberapa hari kemudian.
Hari pernikahan pun akhirnya tiba, Anna berdiri tegak didepan cermin besar dsn terus memandang wajahnya yang sangat cantik dengan balutan gaun putih khas pengantin wanita.
Anna diam membatu, dia menatap sedih wajahnya yang masih tidak percaya jika dia akan menikah hari ini. Sebelumnya dia merasa sangat bahagia dan yakin jika Reza adalah jodohnya. Tapi setelah melihat Reza yang pergi bersama Rayya dan foto-foto kebersamaannya setelah pergi meninggalkannya waktu itu membuat hati Anna sedikit goyah dan keyakinan untuk menikah dengan Reza sedikit demi sedikit mengikis dari dalam hatinya.
Hatinya tidak merasa bahagia sama sekali karena keraguan hatinya tidak bisa membohongi dirinya untuk bisa melupakan semuanya.
Anna terus melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Hingga ada suara yang mengejutkannya, suara itu datang dari beberapa orang yang membantunya merias dirinya hingga sangat cantik seperti ini.
"Mbak Anna, semuanya sudah selesai. Anda terlihat sangat luar biasa," ucap salah satu penata riasnya yang sudah selesai meriasnya menjadi wanita paling cantik hari ini.
Anna mengangguk dan dia menyuruh semua orang untuk pergi meninggalkannya sendiri.
"Kalian boleh pergi. Aku ingin sendirian dulu," ucap Anna. Dia tersenyum samar karena didalam hatinya tidak ada kebahagiaan sedikit pun.
Semuanya mengerti dan mereka pun pergi meninggalkan Anna sendirian. Karena waktu menuju acara masih ada setengah jam lagi.
Anna kembali menatap kearah cermin dan melihat pantulan wajah cantiknya disana.
"Aku cantik? Hahaha … kalau aku cantik kenapa pria-pria itu sejahat ini padaku. Kalau aku cantik kenapa Reza bersama Rayya dan rela meninggalkan aku saat itu. Kalau aku cantik, Revan tidak mungkin meninggalkan aku saat itu," ucap Anna. Matanya berkaca-kaca karena dia merasa nasibnya sangat menyedihkan.
"Mungkin karena aku miskin, menjadikan mereka bisa berbuat seenak hatinya untuk menyakiti aku. Tapi? Aku juga tidak bisa menyalahkan itu semua. Karena semua ini sudah Tuhan takdirkan untukku," ucap Anna. Dia hampir menjatuhkan air matanya ke pipi tapi dia langsung menghapus air matanya yang berada tepat di kelopak matanya.
Tiba-tiba dari belakang ada tangan besar yang melingkar di pinggangnya.
Anna merasa sangat terkejut dan dia langsung merubah Ekspresi wajahnya karena dia harus menyembunyikan semuanya.
Anna tersenyum dan menyentuh tangan yang melingkar di pinggangnya saat ini.
"Sayang, kenapa kamu ada disini? Bukankah kamu harusnya menunggu ditempat acara?" Ucap Anna, dia tersenyum cerah seolah-olah jika dirinya merasa sangat bahagia.
Pria yang memeluknya hanya diam dan tidak menjawab.
Dia malah mencium tengkuk leher Anna dengan sangat agresif.
Anna merasakan seluruh tubuhnya menegang karena ciuman itu menjadikannya merasakan ada sensasi aneh didalam hatinya.
"Ahhh … sayang, apa yang kamu lakukan?" Tanya Anna, tubuhnya menggeliat karena merasa tidak nyaman didalam dirinya.
Pria itu menghentikan ciumannya dan dia memperlihatkan wajahnya didepan cermin.
Anna langsung terkejut saat melihat wajah itu. Karena itu ternyata bukanlah Reza tapi dia adalah Revan.
Anna langsung merasa terkejut dan dia hendak mencoba untuk melepaskan diri dari kurungan tangan Revan.
Tapi Revan memeluknya sangat erat dan Anna tiba bisa melepaskan dirinya sama sekali.
"b******k! Cepat lepaskan aku!" Teriak Anna dan tubuhnya terus meronta-ronta untuk meminta Revan untuk melepaskannya.
Namun, Revan tidak mendengarkannya karena dia jauh lebih menikmati semuanya. Karena baginya bisa memeluk Anna adalah hal yang paling berharga didalam hatinya.
Perjuangannya untuk bisa masuk ke kamar Anna adalah hal yang sangat tidak mudah untuk dia lakukan.
Namun Anna terus bergerak tiada henti. Karena tubuhnya dan Revan saling menempel satu sama lain sehingga menimbulkan gesekan diantara mereka. Pergerakan Anna membuat sesuatu yang aneh terjadi pada diri Revan. Tubuhnya menegang dan api hasrat didalam hatinya mulai bangun setelah bertahun-tahun dia kubur selama ini.
Karena hasrat cintanya hanya akan bangun saat bersama Anna dan tidak ada yang dia inginkan didunia ini selain Anna yang harus menjadi miliknya.
Tubuh Revan semakin menegang dan detak jantungnya berdetak dengan cepat.
"Oh shitt! Sayang, tolong jangan terus bergerak seperti ini. Aku mohon!" Ucap Revan yang merasa dirinya semakin terasa panas karena terbakar oleh api hasratnya sendiri.
Anna merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya, itu terasa keras dan bergerak-gerak.
"I ... Ini apa Revan? Kamu! Apa yang kamu lakukan?" Teriak Anna, dia merasakan ada sesuatu yang aneh dibelakang punggungnya.
"Itulah kenapa kamu harus diam, berhenti untuk bergerak kalau tidak, aku bisa memakan kamu saat ini juga!" Ucap Revan. Dia masih terus menahan dirinya untuk tidak lepas kendali.
Anna ketakutan, dia pun berhenti bergerak dan dia merasakan jika suhu di ruangannya ini terasa panas bukan dingin seperti sebelumnya.
"Revan, kamu jangan macam-macam. Hari ini aku mau menikah dan mulai saat ini kamu harus pergi menjauhi aku, aku akan menjadi istrinya Reza dan secepatnya kamu lupakan aku," ucap Anna. Dia merasa sangat kesal pada Revan yang tidak mau melepaskan tubuhnya.
Revan tersenyum dan berbisik ditelinga Anna.
"Oh ya! Apakah kamu yakin jika kalau dia akan menikah sama kamu?" Ucap Revan. Dia mencium pipi Anna dan melepaskan pelukannya.
Revan tertawa dan tiba-tiba pergi begitu saja.
Kepergian Revan dan ucapannya langsung mengganggu pikiran Anna.
"Ke … kenapa! Kenapa Revan mengatakan hal semacam itu, apakah mungkin dia akan merusak acara ini?" Ucap Anna, hatinya semakin tidak tenang dan merasa jika Revan sedang memiliki rencana untuknya.
Tiba-tiba suara ketukan pun terdengar dan itu membuat hati Anna yang gelisah langsung merasa terkejut.
Anna langsung menggelengkan kepalanya. Dia berusaha menghilangkan semua pikirannya tentang Revan.
Anna pun langsung mencoba menghibur dirinya dan meyakinkan dirinya jika hari ini akan baik-baik saja, walaupun hatinya masih sangat ragu untuk menikah dengan Reza.
Krekk' …
Suara pintu pun terbuka. Dua orang wanita yang menjadi pengiring pengantin pun datang.
Mereka datang untuk menjemput Anna dan membantunya untuk mengantarkannya ke tempat acara.
Anna pun berjalan secara perlahan dan dibantu kedua wanita itu, Anna pun melangkahkan kakinya menuju tempat acara. Dia memasang senyum palsu dan berusaha untuk meyakinkan semua orang yang melihatnya jika dia merasa sangat bahagia.