Kembalinya Revan (2)

659 Kata
Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia. Pria tampan yang sejak tadi sudah tidak sabar lagi ingin secepatnya sampai di Indonesia bernafas lega, karena pesawat yang dia tumpangi sudah mendarat dengan selamat. Pintu kabin pun terbuka, Revan langsung bangun dari tempat duduknya dan mengambil barang-barang miliknya. Revan turun dengan langkah tergesa-gesa karena dia sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Anna. Wanita yang paling dia cintai. Revan berjalan di sekitar bandara dan dia melihat sosok yang tidak asing untuknya. Itu adalah ayah, ibu dan wanita yang selama ini tidak pernah ingin dia melihatnya. Revan menghela nafas panjang dan dia langsung memalingkan wajahnya. "Van, akhirnya kamu kembali. Aku sangat merindukan kamu," ucap Renata. Dia mendekati Revan dan hendak meraih tangannya tapi Revan langsung menepisnya. "Jangan sentuh aku! Kamu tidak memiliki hak untuk menyentuh aku!" Bentak Revan, dia tidak menyukai Renata sama sekali. Revan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga dan secepatnya menghentikan taksi. Taksi itu pun berhenti dan memintanya untuk menuju kearah rumah Anna. "Pak! Antar saya ke jl. Xxx." Supir taksi itu pun mengangguk dan taksi itu pun mulai berjalan meninggalkan bandara secepatnya. Renata merasakan tangannya kosong, dia gagal meraih tangan Revan. "Ke … kenapa Revan seperti itu?" Ucap Renata, dia menatap kearah Bertha, ibunya Revan dan juga Irawan, ayahnya Revan. "sudahlah, mungkin Revan masih merasa lelah. Biarkan saja dia pergi, ayolah Rena. Kita tunggu Revan di rumah. Bukankah tadi kamu sudah menyewa koki yang bagus untuk makan malam kita nanti. Pasti Revan sangat menyukainya," ucap Bertha. Dia mengusap rambut Renata dan berusaha untuk membuatnya tenang. Renata mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan bandara itu. Mereka akan menunggu Revan di rumah mereka saja. Mereka menyangka jika Revan akan kembali ke rumahnya tapi ternyata tempat yang pertama dia cari adalah rumah Anna. Wanita yang paling dia cintai. Di depan gang kecil kawasan sederhana di kota Jakarta. Sebuah taksi berhenti di sana, Revan langsung membuka pintu dan segera keluar dari taksi itu. Wajah tampan dan penampilan Revan yang terlalu mencolok membuat dirinya menjadi pusat perhatian, banyak mata yang terus memandangnya tanpa berkedip sama sekali. Revan tidak peduli dengan semua itu. Karena tujuan utamanya adalah bertemu Anna dan mengambilnya kembali. Kali ini dia benar-benar akan membuat Anna bahagia dan menjadikannya wanita satu-satunya yang hanya akan menjadi miliknya. Revan melangkah secepatnya dan dia pun akhirnya menemukan rumah Anna. Rumah yang sudah rata oleh tanah dan terlihat jika bangunan pun sudah tidak ada lagi disana. Revan menyipitkan matanya dan dia mencari orang yang ada disekitar sana. Revan mencari-cari dan akhirnya dia menemukan orang yang tepat sedang berjalan tepat didepan matanya. "Tunggu pak!" Teriak Revan kepada orang yang sedang lewat tepat didepannya saat ini. Orang itu pun menoleh dan dia pun tersenyum ramah kepada Revan. Apalagi melihat wajah tampan Revan dan juga penampilannya yang luar biasa membuat orang itu merasa sangat Canggung. "Iya mas! Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria itu. "Pak, saya ingin bertanya. Ada apa dengan rumah ini? Kenapa semuanya jadi begini? Bagaimana dengan keadaan sang pemilik rumah, apakah mereka baik-baik saja? Dan kemana mereka sekarang?" Tanya Revan, dia bertanya begitu banyak dan dia membuat si pria paruh baya itu merasa sangat kebingungan untuk menjawabnya. "Pemilik rumah ini sudah lama pindah. Tujuh tahun yang lalu rumahnya kebakaran sehingga mereka pindah dari daerah ini. Tapi saya dengar dia tinggal di kampung sebelah, coba saja mas tanya ke sebelah. Mungkin dia masih tinggal disana dan mendengar gosip yang beredar, anak pemilik rumah ini akan segera menikah dengan anak orang kaya. Hehehe … nasibnya memang benar-benar sangat bagus. Selama tujuh tahun dia menderita dan kini kebahagiaan telah datang untuknya," ucap pria itu, dia tersenyum sendiri karena dia tahu sosok Anna yang dia kenal. Deg .... Detak jantung Revan berdetak dengan cepat. Dia merasa terkejut dengan itu semua. "Me ... Menikah? Menikah dengan siapa? Pak bisakah anda mengantarkan saya, saya ingin sekali bertemu dengannya!" Ucap Revan. Dia sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Anna dan menghancurkan pesta pernikahan itu karena Anna hanya akan menjadi miliknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN