Kedua netra Hanna membelalak. Tak menyangka jika untuk kedua kalinya kedua bibir mereka kembali bersentuhan. Hanna berusaha untuk bangun. Namun Darmo justru menahan punggung gadis itu. "P-Pak.." cicit Hanna dengan mata membulat. Darmo tak bereaksi apapun. Raut wajahnya berpendar sayu, dengan netra hitamnya yang berubah menggelap. "Tetap seperti ini, Non." Darmo berujar serak. Membuat telinga Hanna terasa tergelitik mendengar suara pria paruh baya itu. "Ta-Tapi, Pa-ummphh.." Belum sempat Hanna menyelesaikan kalimatnya, Darmo sudah lebih dulu menarik kepala belakang gadis itu. Lalu mencium bibir Hanna lagi. Cup~ Umphh.. Hanna yang belum siap dengan apa yang dilakukan oleh Darmo secara tiba-tiba, berusaha untuk mendorong d**a pria itu. Namun Darmo justru semakin menekan tengkuk Hanna