25. Mbak Yah & Bunga Mawar "Mbak Yah, kenapa Pradana tidak menikah denganmu saja?" Mbak Yah mengerjap pelan, sepertinya dia sangat syok dengan kalimat yang baru saja aku ucapkan, matanya yang besar berkedip-kedip seolah dia ingin memastikan apakah yang didengarnya benar-benar nyata atau sekedar salah dengar, dan reaksi inilah yang membuatku tersadar jika aku sudah keterlaluan dalam berbicara. "Maaf Mbak, bukan maksud saya...." Dengan tidak enak aku meminta maaf atas kalimatku yang sudah membuatnya tidak nyaman, dan syukurlah meskipun kikuk Mbak Yah mencoba untuk menutupi kecanggungan yang seketika melingkupi kami. "Saya merasa Mbak Yah terlalu cantik untuk sekedar menjaga rumah. Saya sama sekali nggak maksud apa-apa." Sosok Mbak Yah yang cantik mengangguk pelan, mencoba menerima permi