Udara panas terasa dingin karena tiupan angin yang terasa semilir. Ini adalah pertama kalinya Cantika dapat tersenyum lebar setelah kepergian Deri. Sebenarnya, ia tidak tau apakah perasaan ini hanya sekedar atau memang berarti. Yang jelas, saat ini ia merasa bahagia. "Emmh," gumam Cantika sambil menarik napas untuk menyadarkannya, dengan segera Anjar melepaskannya. Anjar menarik tubuh sambil menutup bibir dan kembali ke tempat duduknya. Tiba-tiba saja keduanya menjadi kaku setelah momen itu, bahkan Anjar lupa dangan sambalnya dan ia makan tanpa rasa pedas sedikit pun. Begitupun juga dengan Cantika, bahkan ia tidak lagi menyentuh mangkuk sambal yang berada dekat dengan tangan kanannya. Selesai dengan makan siang yang aneh, Anjar langsung mengajak untuk pulang. Entah apa yang ada di dalam