Chapter 28

2067 Kata
Berbagai macam forensik memang bidang studinya sudah ada di dunia ini atas banyaknya kasus dan banyaknya orang yang melakukan research tentang hal tersebut. Oleh karena itu, muncullah hal yang dinamakan multimedia forensik. Multimedia forensik ini sendiri adalah ilmu untuk menganalisa dengan hanya beberapa aset digital tertentu, memberikan penilaian atas konten tersebut dan mengekstraknya menjadi informasi untuk dijadikan evidence tambahan dalam suatu kasus. Maka dari itu, disini lah Kael melongokkan kepalanya kesana kemari didalam gedung besar laboratorium pusat forensik di negara mereka. Dirinya yang selama dua puluh tahun lebih belum pernah menginjakkan, bahkan tahu isi didalam lab ini amat terlihat terkesima. Berbeda jauh dengan Eros yang kehidupan sehari harinya, bahkan sering dua puluh empat jam berada didalam sana. Tak masuk ke bagian sayap forensik bedah –tentu saja-, kedua menjejakkan diri mereka ke bagian sayap komputer forensik, yang mana disana ada salah satu divisi khusus untuk digital multimedia forensik. Sebuah lab dimana terdapat banyak sekali perangkat keras, yang malah lebih mirip kantor biasanya dibandingkan disebut dengan lab. “Eros!!” suara dari pria gemuk itu mengejutkan kedua pria yang sedari tadi menunggu di sofa depan ruangan. Eros yang melihat si pemanggil tersenyum sumringah karena memang selama satu bulan ini mereka belum bertatap muka akibat terisolasi di desa Asgardia. “Aku pikir kau akan menyedihkan sepulang dari desa terpencil itu, ternyata tidak” ujar pria yang identitasnya kemudian diketahui sebagai rekan Eros di bedah forensik selama bertahun tahun lamanya. “kau kan mana sanggup untuk berteman dengan orang baru” ujar pria itu lagi yang kemudian langsung dimengerti oleh Kael mengenai alasan pria itu sangat jarang membuka mulutnya di minggu awal mereka satu atap. “Digital? Kasus apa?” “Ada lah..” ujarnya enggan memberi tahu. –tentu saja- tak mungkin ia blak blakan mengucap ini perlakuan untuk membantu rekannya yang statusnya masih abu abu. Entah benar benar korban atau tersangka. Akan menjadi momok memalukan untuknya jika ia berakhir dengan membantu tersangka. Ah.. sepertinya bermain dengan mayat memang lebih menyenangkan dibandingkan harus berinteraksi dengan banyak manusia. Ia di desa Asgardia sejujurnya cukup merasa aman karena desa tersebut tak memiliki banyak penduduk. Pun biasanya yang mewakilkan rekannya bicara adalah Farren, ia hanya akan diam mendengarkan. Namun kini, kembali ke kota dan harus mengurus kasus rekannya, artinya ia harus bertemu dengan banyak orang selama tiga hari cuti ini. “Hahahaha.. lagak mu sudah seperti kau benar benar detective saja” goda rekannya itu sembari mencuci steril kedua tangannya. “Ya.. sepertinya aku memang ditakdirkan untuk menjadi detective” kekeh Eros ikut menimpali godaan tadi. “Aku tinggal ya” ujarnya ketika menyadari bahwa ia dan Kael sudah boleh masuk kedalam dan mempelajari dua cuplikan video yang mereka bawa. Jika boleh bercanda, Kael mungkin akan menyebutkan bahwa ruangan ini lebih mirip seperti warnet, namun dengan keadaan yang sangat terorganisir dan sangat bersih. Eros mewakili Kael untuk bicara mengenai dua video yang mereka bawa. Video yang harus mereka telusuri keasliannya for the sake of Syden case. Sembari menunggu hal yang tak keduanya mengerti –tolong jangan anggap Eros bodoh, karena bermain dengan digital dan komputer sangat berbeda jauh dengan bermain bersama mayat meskipun keduanya dalam rumpun yang sama yaitu forensik- Eros sibuk berbincang dengan rekannya yang lain diruangan itu, yang sudah selesai dengan pekerjaannya meneliti cap palsu dari salah satu perusahaan asuransi besar, sedangkan Kael, yang karena tahu kemampuannya tak sebaik rekannya yang lain, lebih memilih memperhatikan untuk menggali informasi sekecil apapun yang barang kali akan berguna untuk mereka. “yang ada di video ini... dia Syden kan? Rekanmu yang sekarang fenomenal itu atas kasus penyerangan seksual?” ujar pria yang sedang mengulik video tandi dengan kening berkerut. “kau datang kemari untuk memastikan dan mencari bukti kan kalau rekanmu itu tidak bersalah?? Menurut kalian video ini dipalsukan?” ujarnya lagi to the point yang membuat Kael bingung ingin bicara apa dan Eros mengentikan pembicaraannya dengan orang lain. “Instead of mencari bukti bahwa Syden tak salah, kami ingin mencari fakta mengenai kebenaran video itu. Jika salah, ya siapapun dia tetap harus membusuk di penjara” ujar Eros dengan dingin karena merasa mereka berdua di salah pahami. Dengan menghela nafas kebingungan, mereka berakhir diberikan surat laporan rujukan yang ditandatangani langsung oleh pria tadi. “aku memang sudah bertahun tahun bekerja di digital forensic, tapi kasus kemungkinan deep fake sampai saat ini masih belum bisa aku tangani” ujarnya lagi. “Semua kasus kemungkinan deep fake akan langsung ditangani oleh prof. Matt” “Kenapa?” “Karena ialah yang menemukan atau bisa dibilang pencipta dari deep fake yang kalian maksud”    ---     “Inspirasiku mengenai project tadi adalah untuk memberikan kesempatan agar kami bisa mempelajar banyak hal mengenai h*******t dari para penyintas” ujarnya tersenyum mengingat belasan tahun kebelakang tentang perjalanan projectnya yang cukup rumit itu. “itu bisa disebut dimensi baru dalam kesaksian. Memungkinkan orang untuk melakukan percakapan interaktif dengan menggunakan media hologram. Itu dilakukan dengan cara pre record di sebuah studio, menggunakan sound effect hingga membuat orang yang menonton merasa terkoneksi dengan dirinya dan ceritanya. Aku saat itu berpikir, bahwa ada sesuatu yang spesial antara interaksi manusia yang sangat mendalam dan personal dibandingkan dari perkuliahan, buku atau film” “Jadi, saat menonton hologram tadi, aku kemudian menyadarinya bahwa bagaimana jika kita membuat model yang seperti ini untuk semua orang?? Sebuah model dimana paras, cara bicara dan gelagatnya pun sangat mirip dengan orang yang dijadikan model. Jadi, aku berpikir mungkin saja ini bisa menjadi solusi baru, yaitu membuat model dari seseorang, tidak menggunakan apapun, melainkan hanya foto atau video dari orang yang dijadikan model” “Jadi, jika kau bisa memanfaatkan informasi pasif seperti foto dan video yang beredar, maka itulah yang akan menjadi kunci untuk menskalakan seseorang. Misalnya seperti Richard Fyenman, seseorang yang diberikan nobel prize winner atas fisikanya, yang juga dikenal dengan guru legendaris. Akan sangat menyenangkan jika kita membawa kembali mendiang untuk memberikan pengajaran dan menginspirasi jutaan anak. Tidak hanya dalam bahasa universal, melainkan juga bisa untuk bahasa tiap negara, mesikpun yang dijadikan model tidak bisa berbahasa seperti itu.” “Atau misalnya kakek nenek kita memberikan advice atau kumpulan kata penyemangat yang biasanya comforting untuk para cucunya. Mereka yang sudah tak lagi bersama kita. Atau menggunakannya untuk para penulis buku, hidup atau mati untuk membacakan bukunya ke seluruh dunia untuk orang orang yang memang tertarik. Peluang kreatif namun tak akan mati tersebut yang membuat aku excited dan bekerja hingga sejauh itu” ujarnya lagi pelan pelan ketika menyadari bahwa Kael amat sangat antusias dan mencatat banyak hal yang pemuda itu rasa diperlukan. “Pertama tama, kita –teamku- membuat teknik baru yang bisa merekonstruksi detail tiga dimensi model dari foto tanpa perlu melakukan scaning 3D” ujarnya sembari membuka file lamanya. Memperlihatkan output model yang ia buat, dari ratusan foto hingga menjadi output model yang sama, namun dalam beberapa sudut. “inipun bisa bekerja dengan video, dengan menggunakan algoritma yang ada di setiap video, lalu menggeneratenya menjadi movie 3D model. Seperti ini-“ ujarnya lagi sembari menunjuk hal yang ia maksud. “Dari sini kita kemudian menyadari bahwa masalah ini sangatlah rumit, namun kita memiliki trik kunci yang berakhir dengan menganalisa sangat banyak foto koleksi dari seseorang yang kita jadikan ...hmm apa ya.. seperti objek percobaan. Dari situ, kemudian kami bisa membuat dasar awal modelnya, merapihkan, menambahkan sarat akan emosi hingga kerutan wajah. Hal yang menakjubkan adalah, tidak peduli di foto si model berekspresi apa, atau membuat foto video dimana, namun hasil akhirnya akan tetap sama, bisa di deteksi menjadi model tiga dimensi. Paling yang kurang adalah beberapa warna karena tiap cahaya di foto video pasti berbeda, maka itulah pasti ada teknik blending yang baru, mengimprove tiap dasar dan memproduksi tekstur wajah hingga warna, dan ini bisa diaplikasikan di setiap ekspresi yang kita buat. “Nah, dari situ, kita memiliki kendali atas model dengan serangkaian foto statis. Memperhatikan bagaimana kerutan wajah muncul dan hilang, tergantung dari expresi masing masing individu. Kita pun bisa menggerakan model tersebut dengan memasukkannya kedalam sebuah video lainnya. Lalu, sedikit kembali ke pembahasan awal, maka tujuan akhir kami untuk mengcapture tiap kebiasaan atau unique ways tiap orang yang bicara atau berekspresi. Jadi, kita bisa mengajarkan sistem komputer yang kami buat untuk mengimitasi seseorang dari bagaimana cara mereka bicara hanya dengan menginput potongan video, lalu menambahkan karakter khas dari audionya”  “caranya adalah dengan sintasi beberapa bagian yang akan ditiru. Misalnya mulut. Lalu salurannya akan menginput audio atau video yang akan ditanamkan kedalam model yang sedang dikerjakan tadi, lalu mencampurkannya dengan background yang sesuai dengan sumber” Kael yang sejujurnya menyerah menulis banyak sedari tadi sudah menghidupkan ponsel pintarnya untuk merekam semua pembicaraan ini. Selain menjadi ilmu untuknya, ini bisa menjadi saran profesional jika kasus ini akan dibawa ke pengadilan nanti. Pun bisa juga disebar luaskan ke media untuk membuktikan jika akhirnya nanti Syden memang tidak bersalah. “Jadi prof, kau bisa melihat apakah kedua video ini palsu atau nyata?” ujar Kael memberikan disk yang sudah sedari tadi mereka bawa bawa itu. Kael yang sejujurnya menyerah menulis banyak sedari tadi sudah menghidupkan ponsel pintarnya untuk merekam semua pembicaraan ini. Selain menjadi ilmu untuknya, ini bisa menjadi saran profesional jika kasus ini akan dibawa ke pengadilan nanti. Pun bisa juga disebar luaskan ke media untuk membuktikan jika akhirnya nanti Syden memang tidak bersalah. “Jadi prof, kau bisa melihat apakah kedua video ini palsu atau nyata?” ujar Kael memberikan disk yang sudah sedari tadi mereka bawa bawa itu. ‘Tentu saja” ujar beliau dengan antusias. “Sebagai penemu, aku bukan hanya bekerja sebagai pencipta, melainkan juga bisa disebut peghancur ciptaan. Aku bekerja di artificial itelegence foundatio yang mengkombinasikan mesin dan moderator manusia untuk mendeteksi foto atau video palsu. Sangat bertentangan ya dengan ciptaanku sendiri” kekehnya pelan. “Salah satunya ada yang disebut dengan reality defender. Sebuah web browser dimana bisa langsung mendeteksi konten palsu secara otomatis setelah dimasukkan kedalam browser tersebut” “Sebelum ke aku, kau suah meberikan file ini ke orang lain, bukan?” tanyanya yang diangguki oleh Kael dan Eros. “mereka sebenarnya bisa mendeteksinya senidri dengan mesin yang mempelajari metodologi, namun harus menyandigkannya dengan yang asli. Seperti gerakan asli kepala, kerutan, alis, dagu dan lainnya. Misalnya presiden kita terjerat konten deep fake, mereka bisa langsung turun tangan, tingal presidennya saja harus ikut ke lab untuk dibuat komparansinya” ujarnya lagi. “aku mengetahui kasus yang sedang kalian amati ini. Nak Syden dan yang katanya korban ini tak mungkin kan berkeliaran saat ini. Jadi akan langsung aku carikan saja fakta mengenai ini palsu atau tidak” katanya sembari menunggu algoritma di perangkatnya bekerja sangat keras. “titik titik ini, akan berwarna merah allu membentuk garis merah jika ini memang palsu. Karena pergerakannya yang seakan sistematis sangat dicurigai adalah perbuatan ‘robot’ “ ujarnya menunjuk garis merah di sekujur tubuh Syden yang ada di video. “Biasanya. Video pertama akan dijadikan wadah untuk vieo kedua. Video kedua biasanya akan mengambil suara, dan gerak bibir serta gesture wajah dan tubuh yang akan disamakan oleh algoritma ke Video pertama. Namun sepertinya, si pembuat deep fake ini hanya menggunakan gerak tubuh saja. Karena wajahnya sama sekali tak ada yang dirubah” prof Matt menunjuk beberapa sisi. “enam puluh empat persen deep fake. Tak banyak namun bisa dijadikan bukti karena yang dirubah hanyalah pergerakan nak Syden dan gadis ini saja” ujarnya. Beralih ke video kedua, dimana gadis tersebut memberikan saksi, itu menyatakan sembilan puluh empat persen karena ternyata, bahkan wajah yang di blur pun dirubah untuk membuat suatu ekspresi yang diinginkan oleh si pencipta. Belum lagi suara dan percakapannya. Ini cukup. Sangatlah cukup untuk mereka memasukkan pendapat ahli ini sebagai bukti yang bisa dibilang kuat. “Omong omong, prof. Pro pertama kali membuat ini, selain karena h*******t tadi, karena apa lagi?” ujar Kael yang sepertinya semangat mengenai pembicaraan kali ini. “Awal mulanya, aku hanya tertarik, namun tak bisa melakukan apapun untuk hal tersebut. Namun, sekitar dua puluh tahunan yang lalu, aku menemukan bahwa orang di negara lain, yang kini identitasnya masih anonim dan seakan hanya menjadi legenda, membuat video deep fake untuk melakukan propaganda. Dan sejujurnya, belum ada orang di negara kita yang benar benar bisa menggunakan deep fake seperti ini. Semua kasus yang diberikan padaku,m yang katanya merupakan deep fake adalah kasus settingan biasa” jawabnya. “Berarti sejauh ini, baru orang asing tadi dan aku yang benar benar mengerti mengenai hal ini. Kecuali... memang ada orang yang dia diam mengerti untuk melaksanakan tujuannya”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN