Bertanya dengan suara yang sengaja dibuat berdesah pelan, udara pun diembus hangat dari lubang hidung hingga menerpa leher berkalung berlian. Mana bisa Eleanor menjawab pertanyaan tersebut. Yang ada dia hanya menatap tertegun dengan d**a kembang kempis. Tak mampu bergerak ketika ada sentuhan di pinggang rampingnya. Jemari besar dan keras Reagan yang masih terlihat penuh dengan bekas percikan darah serta beberapa luka lecet sedang merayap di sana, menikmati liuk berbalut kulit singset di balik hem tipis. “Kita bisa membersihkan diri berdua. Aku akan menyabuni tubuhmu, dan kamu menyabuni tubuhku. Bukankah itu menyenangkan? Kamu tidak mau mencobanya?” erang sang pemuda masih terus berbisik di telinga Eleanor. Ia kemudian mendaratkan kecupan di kening, pucuk hidung, tetapi sengaja melewa