"Menikahlah denganku sampai waktu yang tidak di tentukan." ucapnya tiba-tiba.
••••••••••
Mendengar itu ariana yang tadinya menangis hanya bengong dengan ucapan pria itu.
Ariana yang habis menangis mengambil tisu yang ada di atas nakas. Dengan tidak punya rasa malu ia mengeluarkan cairan yang ada di hidungnya.
Pria itu mengerutkan keningnya melihat betapa jorok wanita yang ada di depan depannya.
"Maaf ya tuan, saya tidak sedang dalam mood untuk bercanda. Dan untuk semalam saya sangat berterimakasih telah menolongku dari aki-aki m***m itu, ucapanmu membuat bulu kuduk saya merinding." kata ariana masih dengan sesegukan.
"Saya sedang tidak bercanda." ucapnya serius.
Ariana menatap mata pria itu lekat mencari kebohongan dari ucapannya, dan ia sama sekali tidak menemukan itu, ariana sedikit merasa takut?.
"Hahhaaha." ariana tiba-tiba tertawa kencang membuat pria itu lagi-lagi mengerutkan keningnya bingung. Mungkin dia menganggap wanita di depannya sudah mulai gila.
"Kenapa tertawa." tanyanya bingung.
"Begini ya tuan, gimana ngga ketawa kalau tiba-tiba ngomong begitu."
Sekarang pria itu tahu kenapa wanita itu tertawa. Kalau ia jadi dia juga akan bingung di ajak menikah tiba-tiba dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Pria itu mendeham betapa ceroboh dengan ucapannya sendiri.
"Saya bisa membantumu." ucapnya to the poin.
Ariana tambah di buat bingung. Tidak ada jawaban dari ariana membuat pria itu prustasi dengan wanita aneh ini.
"Saya mendengar kau tadi, kau bilang ingin mengambil kembali rumah itu, saya tidak tahu kenapa rumah itu perlu di ambil. Saya juga tahu ini terlalu mendadak dan konyol, tapi saya butuh bantuanmu." ucapnya serius membuat ariana merasa canggung.
"Saya bisa memberi 2x lipat dari yang kau butuhkan."
Ariana pov
What the? menikah? Pria ini sudah sakit jiwa baru bertemu denganku sudah langsung mengajak menikah. namanya pun aku tidak tahu bagaimana bisa menikah? Apa dia sudah tidak laku sampai -sampai orang yang tidak di kenalnya langsung dua ajak menikah, tidak mungkin tidak dia tidak ada yang mau, penampilannya seperti orang kaya punya segalanya lihat saja kamarnya yang besar ini dan kalau di perhatikan dia cukup tampan? Ahh.. Tidak tampan tapi sangat tampan tatapan tajam, mata coklat, bibir sedikit tebal dan sedikit bulu di rahangnya membuat siapa pun yang melihat akan jatuh Cinta padanya. Dan ya ampun dia terlihat sangat sexy.
"Apa yang kau pikirkan?." ucapnya membutarkan lamunanku yang sedang menilainya.
"Tidak memikirkan apapun." bohongku.
"Tidak memikirkan apapun? Tapi caramu melihatku seperti p*****r yang mendapatkan mangsa."
Ok aku mengambil kembali ucapanku tentang dia tampan, perkataannya sungguh kasar seperti sampah, sembarangan.
"Saya bukan pelacur." ucapku marah.
"Saya bekerja di club bukan untuk menjual tubuh, saya masih punya harga diri dan tidak akan pernah melakukan hal sekotor itu hanya untuk mendapatkan uang." aku mulai lepas kendali pria itu nampak terkejut.
"Apa pun itu aku tidak peduli, yang ku tanyakan hanya mau kah kau menikah denganku." ucapnya menekan kata-kata menikah.
"Aku tidak mau, apa kau punya keterbelakangan mental tuan? Tadi kau bilang aku ini seorang p*****r tapi kau ingin menikah denganku." makiku padanya yang seenaknya bilang p*****r.
"Saya tida suka penolakan, pikirkan dulu saya Kasih waktu 3 hari dan datanglah ke kantorku." ia memberikan kartu nama beserta alamat kantornya.
"Apa alasanmu memintaku menikah denganmu tiba-tiba? Pasti kau memiliki alasannya." selidikku curiga.
"Akan ku beritahu kalau kau menyetujui menikah denganku." ucapnya santai.
Pria itu meninggalkan ariana yang termenung dengan penawarannya. Du satu sisi ia sangat tertarik dengan penawaran yang ingin membantu ariana mendapatkan kembali rumah kedua orang tuanya. Tapi di sisi lain ia tidak ingin menikah di usia 22 tahun masih banyak yang ingin ia capai salah satunya berkencang dengan orang yang ia cintai. Lagi pula ini aneh bukan? pria yang sama sekali tidak di kenalnya tiba-tiba melamarnya? Apa dia seorang mucikari? Atau penjual organ dalam? Ariana bergidik ngeri dengan imajinasinya sendiri.
"
Apa dia harus memberitahu diana tentang ini? Ah.. Tidak tidak itu ide konyol. Diana akan menyeramahiku tiga hari tiga malam berturut-turut sampai kupingku tuli.
Lalu aku harus bagaimana? Aku ingin rumah itu kembali. Ibu.. Ayah.... Ariana harus bagaimana? Batin ariana putus asa.
*
Sore hari ariana pulang di antar oleh supir nathan ke apartemen diana, bagaimana pun juga ia harus memberi tahu diana, ia tidak mungkin menyimpan ini sendirian paling tidak diana memberi masukan padaku apa yang harus aku lakukan, ya.. Dengan resiko di ceramahi beberapa hari olehnya.
ariana tidak menyia-nyiakan untuk bertanya kepada supir itu tentang tuannya. Setidaknya pak supir ini pasti tahu siapa nathan willis itu, dan motif apa tiba-tiba meminta orang yang tidak di kenal untuk menikahinya mendadak.
"Bapak sudah lama bekerja dengan orang itu?" tanyaku.
"Panggil saja toto tidak usah pakai bapak. Saya sudah bekerja denganya 8 tahun nyonya." jawab pak toto supir pribadi nathan.
"Jangan panggil saya nyonya panggil saja ariana, saya tidak suka di panggil dengan embel-embel seperti itu." ucapnya memberitahu jangan membanggil nyonya itu membuat ariana risih, waktu keluarganya masih kaya semua pekerja rumahnya ia larang memanggil seperti itu.
"Baik non." jawabnya.
Ariana memutar bola mata malas, di bilang jangan panggil nyonya malah nona.
"Berati bapak tahu siapa dia, apa aku boleh tanya-tanya tentang orang itu." tanyaku lagi semangat ingin tahu siapa sebenarnya nathan willis.
"Tentu, apa yang ingin nona ketahui tentang tuan nathan." jawabnya sambil tersenyum.
"Apa saja yang bapak ketahui tentang tuan aneh itu." tanyaku sangat penasaran tentangnya.
"Tuan nathan seorang CEO. pewaris tunggal dari mendiang tuan willis. Di usia muda ia sudah harus memegang perusahaan besar. Jadi nona jangan heran soal sikap tuan yang dingin dan terkesan kasar karna ia sudah di besarkan menjadi seorang yang kuat agar tidak ada yang melengserkannya." jelas pak toto.
Ariana terkejut dan juga merasa kasian dengan nathan, bagaimana bisa di usia 24 tahun sudah harus menjalankan perusahaan besar.
*
Ariana pun sampai tujuan.
Ia ke apartemen milik diana, ok bagaimana pun juga diana itu sahabatnya jadi dia harus tahu bagaimana pendapatnya.
Tanpa mengetuk ariana masuk ke dalam yang memang tidak pernah terkunci. Ariana mencari diana namun sang empunya apartemen tidak terlihat Batang hidungnya. Di dapur di kamar mandi pun tidak ada. Ariana pergi ke kamar utama, kamar milik diana.
Ini kali pertama ariana menyesali kecerobohannya yang tidak pernah mengetuk pintu lebih dulu.
Bagaimana ia tidak menyesal kalau yang di lihat sang empunya apartemen sedang bercinta yang diyakini ariana pria itu salah satu one night stand nya diana.
"Maaf." kata ariana langsung menutup pintu dan lari pergi ke dapur dengan muka memerah malu.
"Ohhh astaga mataku dari kemarin telah ternodai dengan adegan seperti itu." cicitnya.
"Lagian diana kelakuan banget, di kunci kek gitu pintunya." kesal ariana menenggak ludas minuman dingin yang ia ambil di kulkas.
Ariana jadi membayangkal kalau dia sudah menikah dan melalukan itu dengan suaminya. Memikirkannya saja membuatku malu. Ucap batin ariana.
"Apa yang lagi lo pikirin? Lagi mikir jorok lu ya." tanya diana tiba-tiba.
Ariana langsung mengeplak kepala diana yang suka ngomong sembarangan.
"Sakit bego." ucapnya mengelus-elus kepalanya.
"Kamu ini kebiasaan selalu melakukan free seks dengan pria." omel ariana.
Diana mengangkat bahu tidak peduli "kenapa ngga, kan sama-sama enak tar lo juga ngerasain gimana enaknya surga dunia, saat tubuh lo menempel dengan tubuh pria, disitu otak pikiran sama bibir lo berkata lain, lo bakalan meminta lebih dari hanya sekedar bersentuhan. Dan lo juga bakal bilang ohhh faster baby empphh ahhh." diana memperagakan dengan suara erotis dan langsung di hadiahi cubitan sama ariana.
"Fix kamu udah jadi maniak seks diana." arina bergedik geli sama kelakuan sahabatnya.
"Ya ampun ariana lo polos banget, bahkan lo kalah sama anak remaja yang udah berani ngelakuin free seks."
"Aku bukan kamu atau anak remaja yang mau melalukan free seks, aku hanya akan melakukan nya dengan suami sah ku" bela arina.
Diana memutar bola mata malas dengan pemikiran kuno sahabatnya itu.
"Ya ya terselah lo." kata diana menyerah.
"Kemana temen seksmu?" tanya ariana mengingat yang menemuinya hanya diana. Ia juga tidak menginginkan pria itu menyapaku karna menurutnya akan terasa canggung melihat pria itu dengan diana bercinta.
"Udah gw usir, dia terlalu biasa." ucap diana tanpa dosa.
Oh god otaknya pasti sudah miring dengan entengnya dia ngomong begitu. Ariana teringat maksud kedatangannya untuk memberi tahu tentang Nathan.
"Diana." panggilku ragu.
"Hmm."
"Aku mau menikah." ucapku dengan cepat membuat diana tersedak.
"What? Lo becanda? Pacar juga ngga punya mau nikah sama siapa? Tukang kebon gw." cerocos diana.
Dia sudah tahu respon apa yang bakal di lontarkan diana.
"Kemarin aku hampir di perkosa di club." ucap ariana dan kalian tau apa respon diana sekarang? Dia langsung berdiri lalu mengambil pisau.
"Dimana orang yang mau perkosa lo biar gw filet tuh otongnya." ucap diana menggebu-gebu.
"Duduk dulu, aku belum selesai bicara." kata ariana menenangkat sahabatnya yang lebai.
"Waktu aku mau di perkosa aku di tolong oleh seorang pria, dan aku tidak sadarkan diri ia di bawa pulang ke rumahnya, lalu saat aku menangis mengoceh tidak jelas dia mendengar semua, dan tiba-tiba dia bilang ingin menikah denganku." ariana menjelaskan kejadian saat di club dan pertemuannya dengan nathan.
"Trus lo mau?." tanya diana.
"Aku juga bingung, makanya aku kesini. Menurut kamu aku harus gimana." ucapnya putus asa.
"Kalo gitu ngga usah, bukannya itu aneh lo sama dia baru kenal langsung ajak nikah."
"Memang aneh. Tapi dia janji membantu mengambil rumah ibu dan ayah kembali." ucapnya sedih.
Diana menghembuskan nafas kasar ia menyerah kalau sudah berurusan dengan keluarga, bagaimana pun juga keluarga ariana sudah ia anggap keluarganya sendiri.
*
Dua hari ariana burgulat dengan pikirannya sendiri akhirnya memutuskan menemui nathan willis di kantor yang terdapat di kartu nama yang ia Kasih.
"Semoga keputusannya tidak salah." ariana meyakinkan diri.
Ariana sedang berjalan menuju ruangan milik nathan setelah sebelumnya bertanya di resepsionis.
Ia sampai di depan ruangan itu. Dengan ragu mengetuk pintu besar bergaya modern.
"Masuk." suara nathan dari dalam memperselahkan.
Ariana melangkah masuk dengan pelan dan melihat seisi ruangan itu, ariana terkagum dengan desain yang sangat Indah, dan berhenti pada sosok makhluk tuhan yang begitu sempurna, wajah tampan dan kaya.
"Silahkah duduk." ucapnya membuyarkan ariana memandang wajah tampanya.
"Aku tidak akan lama." kataku yang masih berdiri. Ia duduk di sofa , jarak kami tidak terlalu jauh.
"Bagaimana apa kau sudah memikirkannya?" tanyanya.
"Aku menerima tawaranmu." kataku gugup. Nathan menyeringai puas, ia memandang gadis di hadapannya.
"Pilihan tepat."
"Kau sudah berjanji akan memberi tahu kenapa tiba-tiba memintaku menik..... "
Cklekkk
Ucapan ariana terpotong seorang wanita masuk tanpa mengetuk.
Nathan menarik tangan ariana dan terjatuh di pangkuannya.
Tanpa babibu nathan mencium ariana lembut.
"NATHAN APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN." teriak wanita itu menggema seisi ruangan.
"Sedang mencium kekasihku." ucapnya tanpa dosa. Ariana hanya diam karna kaget dengan perlakuan nathan tiba-tiba.
"Apa kau akan terus berdiri disitu felisa? Kau mungkin akan melihat kita bercinta disini." ucapnya lagi dan langsung mencium ariana tapi kali ini tidak dengan lembut tapi dengan kasar dan menuntut.
"Kamu akan menyesalinya nathan." wanita itu pergi dengan membanting pintu marah.
Nathan melepas ciuman itu. Ariana mengambil kesempatan untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
"Hei tuan aku tau kita akan menikah, tapi bisakah bersabar dulu." kesal ariana.
Nathan tidak menjawab omelan ariana.
"Jadi... Kau belum menjawab tuan, kenapa kau memintaku menikah, padahal kita baru saja kenal." tanya ariana lagi.
"Karna saya seorang penyuka sesama (gay) saya menikahimu karna saya butuh seseorang yang bisa menutupi siapa saya sebenarnya."
_______________________________