Beberapa kali Almeera mengigau dalam tidurnya, menyebut-nyebut nama Alroy dengan lirih. Sementara mulut dan hidungnya mengendus bantal tanpa ia sadari, seolah-olah bantal tersebut adalah Alroy. Bahkan di pagi hari, Almeera tak mampu membuka matanya. Kelopak matanya terasa begitu berat, tubuhnya memanas, dan ia berkeringat dingin. “Al…” ia meringis memanggil nama pria itu dalam tidurnya. Bintang dan Kejora yang berjaga semalaman menyentuh dahi Almeera. “Nona panas” ucap Kejora. “Sepertinya Nona sakit.” “Baiklah, aku akan mengatakannya pada Tuan Dennis” ujar Bintang sambil ia melakukan gerakan memutari telinganya. “Ck… Nona sakit seperti ini dan kau masih mengambil kesempatan.” “Siapa yang mengambil kesempatan huh?” Bintang mulai emosi. “Kau saja yang menemui Tuan Dennis kalau begi