Sore, ketika jam pulang kantor saat Alroy membuntuti Tama ke parkiran. Mereka tak pernah parkir di tempat yang sama karena Tama membawa mobil sementara Alroy menggunakan motor ke tempat kerja. Lebih menghemat waktu menurutnya, lebih nyaman menyelip di jalanan padat ibu kota. “Mau nebeng? Kehabisan bensin? Perlu sumbangan?” Tama bertanya secara beruntun. Ia merogoh dompetnya, menarik selembar uang 10 ribuan lalu menyodorkannya pada Alroy. “Cukuplah buat beli bensin. Anggap saja sedekah untuk teman yang sakit jiwa, miskin, dan sepertinya sebentar lagi akan menjadi penghuni RSJ atau bahkan menjadi tamu kehormatan malaikat maut.” “Sialan” balas Alroy sambil tangannya menyambar uang kertas pemberian Tama. “Kau harusnya mengatakan terima kasih saat mendapatkan sedekah” sembur Tama tak senang