Akal bulus si Om

1891 Kata

Rasanya ternyata berbeda. Beberapa hari tidak menghubungi Om Firman karena berusaha menghindarinya dengan beberapa hari tidak menghubunginya setelah memutuskan hubungan kami, kali ini jauh lebih menyakitkan. Sudah beberapa hari aku selalu mengabaikan semua panggilan dan pesan darinya. Sampai hari ini Amira di kantin sekolah mengatakan padaku. "Din, besok 'kan Minggu, kamu libur kerja enggak?" "Aku masuk pagi, sore baru pulang. Kenapa?"  Tanyaku sambil menikmati bakso sebagai pengganjal perut yang belum sempat kuisi dengan sarapan tadi pagi. "Papa mau bicara serius katanya sama kita." Jawabnya santai. Aku hampir saja tersedak. Mau bicara apa ya Om Firman, jangan-jangan!? "Hhhmm ... Mau ngomong apa sih? Kayaknya serius banget!" Selidikku pada Amira, dia hanya mengangkat ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN