Sekar terbagun, mencium harumnya aroma ayam goreng. Dililitkan selimut di tubuhnya, setelah mencari-cari, bajunya semalam tidak ada. Ada yang terasa sakit di bagian bawah tubuhnya. Tapi aroma ayam goreng sungguh menggoda. Sekar berjalan terseok, dengan menyeret selimut, menuju dapur. Tiba di dapur, Sakti berdiri membelakanginya, Sekar mendekat dengan berusaha tanpa menimbulkan suara. Sakti tengah mengaduk-aduk sesuatu di dalam wajan, ponsel dijepit di antara telinga, dan bahunya. Ia bicara dengan suara cukup keras. Meningkahi bunyi dari gerakan mengaduk di wajan. Sekar mundur perlahan. "Garam sudah." "..." "Gula sudah." "..." "Iya, sudah semua, Mam." "..." "Ooh dicicipi, sebentar." Sakti mengambil sedikit masakannya dengan ujung sendok. "Ehmm ... enak, Mam. Terima kasih atas