Sakti, dan Sekar berbelanja ke super market, dengan sabar Sakti mengikuti Sekar sambil mendorong troli. "Ayah ambilkan!" katanya, saat tidak dapat menjangkau barang yang diinginkannya. Seorang ibu yang memperhatikan mereka, bertanya pada Sekar yang didengarnya memanggil Ayah. "Kamu anaknya atau istrinya, Dek?" "Anaknya," jawaban Sekar. "Istri saya," jawaban Sakti. Si ibu memandang keduanyan dengan bingung. "Dia istri saya, Bu, tapi maklum masih ABG jadi masih seperti anak-anak, masih suka kolokan, ngambekan sikapnya." Sakti menjelaskan, si ibu manggut-manggut. Sekar melotot marah disebut seperti anak-anak. Sepanjang menyelesaikan belanja, sampai kembali ke apartemen, Sekar diam saja tidak bicara sedikitpun. "Kenapa, marah dibilang seperti anak-anak?" Sakti memegang tangan Sekar ya