Book 2 EXTRA PART SAFIRA. 4

1103 Kata

Begitu sampai di kamar mereka, Sakti membaringkan Sekar di atas ranjang. "Kunci pintunya, Ayah. Aku tidak mau melihat mereka berdua!" kata Sekar sengit. Air mata mengalir di pipinya. Sakti ingin menutup pintu, ketika Safira tepat berdiri di depannya. Sakti menggelengkan kepala, sambil menaruh telunjuk di bibir, mengisyaratkan kalau Sekar belum ingin bicara dengan Safira. Safira tertunduk, air mata mengalir di pipi saat ayahnya menutup pintu kamar. 'Bunda ... maafkan Fia, sudah membuat Bunda sedih.' Sakti duduk di tepi ranjang, ia membawa kepala Sekar yang tengah menangis ke dadanya. "Sayang ... jangan terlalu dipikirkan, Sayang. Mereka masih muda. Mereka bilang semuanya terjadi begitu saja, tanpa mereka sadari," bujuk Sakti. Sakti tadi sempat mengintrogasi keduanya, saat Sekar ping

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN