Tiara sudah mengobati luka Steven, dengan obat merah dari kotak P3k di mobil. Steven kembali menjalankan mobilnya. "Aay ... kalau mimpiku yang wajahmu luka, jadi kenyataan. Aku jadi takut, mimpi aku yang dikejar orang-orang itu, juga nanti jadi kenyataan." Suara Tiara terdengar sangat cemas. "Jangan berpikir yang buruk, Sayang. Pikirkan yang baik saja ya, kasihan anak kita, kalau kamu banyak pikiran!" Tiara mengelus perutnya pelan. "Maafkan Mamah ya, Sayang." TIba di rumah, Emira sudah menunggu mereka di ruang tengah. "ya Allah, Mam, aku cemas sekali. Ayah ... kenapa keningnya?" "Tidak apa," jawab Steven sambil berjalan masuk ke dalam kamar. "Ayahmu habis dikeroyok anak buah Pak Bowo,untung ditolongin Andrew, dan warga," jawab Tiara. "Haaah, Pak Bowo lintah darat itu, masih dendam