bc

Cinta Daur Ulang

book_age18+
1.2K
IKUTI
13.0K
BACA
HE
heir/heiress
drama
bxg
mystery
brilliant
loser
city
lies
surrender
like
intro-logo
Uraian

Rizki Fadhlan Umar sangat kecewa setelah melihat kekasih yang akan dinikahinya besok menjalin hubungan dengan bos di kantor mereka.Rizki yang menyimpan dendam pada kekasihnya mendapat tawaran menggiurkan dari Danita Ileana Daneswara. Wanita tak waras menurut Rizki itu bukan hanya berniat membantunya tapi juga membuat hidup Rizki makin jungkir balik. Dapatkah Rizki bertahan dengan Danita demi dendamnya? Tapi, apa sebenarnya yang terjadi pada Danita? Kenapa wanita dominan yang sangar di siang hari itu terlihat rapuh di malam hari? Apa yang disembunyikan Danita?

chap-preview
Pratinjau gratis
PENGKHIANATAN
"Maksudnya apa ini Linda? Dan cincin itu!" Rizki menunjuk jari kekasihnya. "Jadi benar gosip kau bertunangan dengan bos kita?" Tak habis pikir Rizki. Pernikahannya dengan wanita yang baru saja ditegurnya itu tinggal sehari lagi. Bagaimana bisa calon istrinya, Linda Amelia, saat mau pulang kantor malah merangkul lengan bos mereka sangat mesra? Rizki juga melihat cincin yang tersemat di jari Linda. Dia kini percaya kalau gosip yang beredar di kantornya itu benar. Linda baru dilamar saat jam makan siang oleh Anton. Saksinya adalah karyawan-karyawan yang kebetulan berada di kantin kantor dan Rizki tak tahu sebelumnya karena dia bekerja di lapangan. Rizki yang hanya seorang supir di perusahaan itu, tugasnya memang keliling mengantarkan barang-barang dari gudang ke tempat pelanggan. "Pasti handphonemu lowbatt lagi, kan Ki?" Tapi alih-alih merasa bersalah karena menduakannya, Linda dengan sinis menyindirnya begitu. "Coba charger dulu deh. Aku udah kirim ke WA kamu ngasih tau kalau kita gak jadi nikah. Dari tadi siang aku kirimnya kok!" Jawaban yang membuat Rizki kehilangan kata-kata ketika Linda menunjukkan layar handphone-nya. Mereka pacaran sudah tiga tahun lebih. Tak pernah bertengkar, bahkan hubungan mereka selalu membuat karyawan di kantornya iri. Bagaimana bisa kekasihnya memutuskannya tanpa sebab siang tadi setelah dilamar Anton? "Hahaha, jaman gini masih jaman handphone keabisan baterai? Gak pakai power bank?" "Hmm, dia cuma pegawai rendahan, gajinya cukup apa sih, Ton? Handphone-nya itu cuma Nokia 6300, itu juga bekas adikku. Soalnya hp-nya dulu rusak kebanting. Kalo nge-date aja aku yang bayar." "Nah, ngapain kamu pacaran dengan pria gak berguna gitu sih, Sayang?" "Yah, aku dulu terlalu naif memutuskan jalan ama dia karena wajahnya lumayan tampan, sopan, dia penurut dan dia temenku dari kuliah. Tapi aku sadar, yang dibutuhkan bukan cuma ketampanan. Dia bahkan gak ada apa-apa dibandingkan denganmu yang lebih menjamin masa depanku dan anakku nantinya. Bahkan kau lebih tampan dan bertanggung jawab. Aku terlalu bodoh sampai harus berpacaran bertahun-tahun dengannya. Untung aja aku gak mau dicium, disentuh dan dipeluk sama dia. Yah paling pegangan tangan aja sih." Bagai jatuh tertimpa tangga. Sudah dikhianati, batal nikah, Rizki juga harus menerima dipermalukan macam itu dengan sikap Linda yang tak sama sekali berempati, malah di hadapan Rizki membiarkan tunangannya mengecup bibirnya. Rizki saja yang sudah pacaran tiga tahun tak pernah melakukan itu. Bukan itu saja, saat Rizki menyapu pandangan sesaat ke sekelilingnya, dia sadar kalau banyak pegawai kantor di sekeliling mereka tak malu-malu menertawakan dirinya ketika: "Tuh pungut uangnya buat beli HP baru! Anggap aja bayaran selama ini sudah jadi bodyguard kekasihku." Anton Levi tadi membuka dompetnya dan melemparkan uang lembaran merah masih baru, tak ada yang lecek dan wangi kertasnya masih tercium oleh indra penciuman Rizki saat lembaran itu menerpa wajahnya yang terlihat lusuh dan kumel. Maklum saja, panas terik Jakarta siang itu kurang bersahabat untuk pengendara mobil box yang AC-nya bermasalah seperti Rizki. "Ambil tuh duit dari tunanganku, Ki! Lumayan buat balikin uang cetak undangan, uang gedung, sewa baju dan catering, gak usah kamu kembalikan. Anggap aja aku buang sial." Dan itu kata-kata terakhir Linda yang Rizki dengar, sebelum beberapa orang security perusahaan yang sudah diberi kode oleh Anton datang menariknya paksa, tanpa membiarkan Rizki bicara. "Makanya Mas, kalau mau dapet cewek cantik, jadi orang kaya!" "Sorry nih Mas Rizki, tapi kalo gue jadi lo Mas, sekarang juga gue berhenti dari perusahaan ini dan nggak bakalan nunjukin batang hidung gue di sini lagi. Malu!" "Gue juga minta maap banget nih. Bukannya gue gak ngedukung lo. Tapi modal mantan temen kuliah aja gak cukup buat menangin ati cewek, Ki!" Sungguh Rizki yang emosinya sudah meletup-letup ingin sekali meninju security itu. Tapi mereka semua adalah temannya dan dia juga sudah kenal dengan mereka sejak bekerja di kantor itu. Namun di sini uang yang bicara. Rizki tahu mereka juga butuh uang makanya mereka bersikap seperti ini padanya. "Ki, lo gak apa-apa?" "Gapapa Nu, lo jauh-jauh dari gue! Daripada ntar lo kena masalah sama kerjaan lo!" Banu satu-satunya teman Rizki yang tadinya ingin menghampiri tapi dilarang. Rizki menyuruhnya menjauh karena dia bisa melihat pasangan yang baru saja bertunangan itu sudah keluar dari gedung kantornya dan tanpa menatap ke arahnya, Linda memilih langsung masuk ke dalam mobil Anton yang membawanya pergi meninggalkan perusahaan. Ingin sekali Rizki mengejar mereka dan membuat perhitungan dengan wanita itu. Kalau cuma cincin berlian itu saja yang membuat masalah, dia ingin mengatakan sesuatu pada Linda Amelia. Sayangnya getaran di sakunya membuat Rizki segera mungkin mengangkat teleponnya yang lain. Penelepon membuat Rizki khawatir makanya dia sesegera mungkin menjauh tak ingin ada orang yang melihat teleponnya ini. "Iya Beh?" Rizki bicara sambil berjalan ke arah parkiran motor saat sudah menempelkan handphone ke telinganya. Handphone itu memiliki casing yang tidak mencolok dan terkesan murahan menutupi lambang apel tergigit di belakangnya. Jelas saat ini emosi Rizki masih tak stabil, Rizki masih tak terima kekasihnya bisa kecantol oleh pewaris dari PT. Cakra Buana Perkasa yang baru mengambil alih kepemimpinan di perusahaan itu karena kondisi ayahnya yang terkena stroke. Ini memuakkan untuknya. "Ki, Babeh udeh siapin ni, tempat tidur beli di pengrajin Cina sono, paling bagus, lapis emas dua puluh empat karat bekal elu ame bini lu. Buat seserahan, emas batangan tiga puluh kilo, sesuai ame tanggal pernikahan elu. Terus perhiasan Emerald se-set, juga dipahat ame spesialis pemahat di Swiss, ame macem-macem dah kedemenan cewek, ade tas Hermes, Guci, Luis Piton, ape lagi ye? Banyak dah pokoknye, udeh lengkap, due ratus ma puluh baki seserahannye. Roti buaye juge dah siap. Terus rumah juge udeh Babeh siapin, mo balik nama calon bini lu kapan?" Jangan heran mendengar penjelasan orang di telepon itu. Dia adalah ayahnya Rizki, Zaenal Abidin. Seorang konglomerat berdarah Betawi yang terkenal kental dengan logat betawinya. Cabang bisnisnya sangat banyak dan bukan pengusaha kaleng-kaleng. Ini membuat keluarga Rizki menjadi pengusaha dengan total kekayaan berada di deretan atas. Zaenal adalah pengusaha yang sangat diperhitungkan di Indonesia. Bahkan total kekayaannya lebih besar daripada milik PT. Cakra Buana Perkasa, tempat Rizki bekerja sebagai supir. Rizki punya sejarah hidup sendiri kenapa dia bisa berada di perusahaan milik keluarga Anton. Tapi tentu ini tak ingin diingatnya sekarang. "Simpen dulu semuanye Beh, Rizki gak jadi nikah!" "Eh, lah, maksud lu gimane nih Ki? Pan elu udeh lama ngejar kedemenan lu, si Linda, ampe bela-belain jadi karyawan di kantor tempatnye kerja cuman buat nguji cintanye ame buat die jatoh cinte kagak liat duit elu. Dari zamanan kuliah elu juge pura-pura bego, pura-pura miskin, terus kate lu dia nerima lu ape adenye malahan mo jadi temen deket lu. Die juga yang nyariin lu kerje jadi supir di sono. Kok batal nikahnye?" "Udahlah, Beh. Besok Rizki jelasin di rumah Babeh. Semua barang-barang itu suruh si Danu balikin ke tokonya Beh!" "Lah, kate lu die udeh paling pas jadi bini el--" "Besok, Beh, besok dijelasin!". Tak tahu Rizki harus bicara apalagi. Makanya Rizki yang biasanya tak pernah memotong ucapan babehnya, tadi masih belum bisa mengendalikan dirinya memutuskan sambungan itu. Namun bukan mereda, emosinya malah menjadi-jadi. "Akan kutunjukkan siapa aku sebenarnya dan kau pasti menyesal, Linda!" seru hati Rizki. "Nama kamu Rizki Fadhlan Umar, calon suaminya Linda Amelia?" Saat dirinya sedang fokus dengan pikirannya ini malah ada sebuah mobil yang mendekat padanya dan seseorang yang menyetir di dalamnya mengganggu fokus Rizki. "Udah bukan, Mba." Rizki menjawab dengan sedikit kesal juga karena dirinya yang sedang menyusun rencana jadi terganggu. "Hmm, berarti kau Rizki mantannya Linda kan?" Rizki tak suka dengan julukan barunya. Maka dia sedikit memiringkan wajahnya, ingin tahu siapa di dalam mobil itu. Seorang wanita yang menyetir, terlihat angkuh dengan sunglasses frame putih. Dia tadi menurunkan kaca jendela untuk bicara dengannya. "Masuklah! Ada yang harus kita bicarakan?" Bossy! Rizki yang diminta begitu, makin malas. Dia sama sekali tak tertarik pada seorang wanita yang terlihat begitu cantik dengan rambut long curlis, tampak elegan dengan riasan standar wanita kelas atas dan bibirnya terlihat merah merona. Dia memang lebih cantik dari kekasihnya Linda Amelia. Tapi wanita cantik seperti apapun tak penting untuk Rizki sekarang. Hatinya sedang terluka. "Maaf, saya nggak kenal Mba-nya." Makanya Rizki menolak. Rizki sadar, kalau tak ada maunya, wanita dengan standar hidup tinggi itu tak mungkin mau menyapanya yang kumel dan dekil itu. Rizki juga sedang bad mood. Dia tak sedang ingin banyak basa basi. "Perkenalkan! Namaku Danita Ileana. Aku tertarik dengan kepribadianmu dan ingin bicara berdua, private." Jawaban yang membuat Rizki tersenyum getir. "Dan bisa beritahu apa motifnya mengatakan tertarik pada pria berpenampilan rendah sepertiku, nona Danita?" Rizki masih enggan masuk ke mobilnya. "Hahaha! Kau tahu diri juga karena mencurigaiku, Rizki?" Danita memuji Rizki yang tak gampang percaya padanya, sambil dia membuka kacamata white acetate yang digunakannya, hingga bisa memperlihatkan matanya yang terlihat indah, seakan ingin mengatakan, perhatikan aku, kecantikanku bak Dewi Athena. Lagi-lagi bisa dipastikan kalau Danita bukanlah wanita biasa. "Setidaknya aku tidak harus tertipu oleh wanita dua kali, kan?" Tapi Rizki punya harga diri. Dia menimpali santai dengan seringai tawa yang menunjukkan lesung pipinya. Begitu manis di wajahnya yang sempat diperhatikan Danita, sepersekian detik. "Hmm. Kau benar!" Danita tak menampik. "Aku datang ke sini untuk memberikan penawaran." "Bisa diperjelas?" Rizki tak paham apa yang dibutuhkan nona muda itu darinya. "Aku tadi mendengar bahwa pengantin wanitamu sudah diambil oleh Anton. Padahal kalian sudah berencana untuk menikah satu hari lagi." "Benar, Nona Danita!" Rizki setuju lagi, membuat bibir merah merona Danita tersenyum, begitu menghanyutkan. Kalau Rizki tak kuat iman pasti sudah menjadi bodoh karenanya. Apalagi Danita semakin berani memberikan penawaran: "Bagaimana kalau aku menggantikannya sebagai mempelai wanitamu, Rizki?"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
25.9K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
9.2K
bc

Istri Tuan Mafia

read
18.4K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
6.7K
bc

CINTA ARJUNA

read
17.7K
bc

Ayah Sahabatku

read
29.6K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
23.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook