27. Masa Lalu Raka

1498 Kata

Aira menatap tangannya yang digenggam erat oleh Raka. Tangan besar itu sungguh hangat. Aira tak bisa menolak tangan itu dan membiarkan Raka terus menggenggamnya bahkan ketika mereka duduk di ruang tunggu obat. "Kamu mau mampir beli es krim nggak?" tanya Raka ketika mereka sudah sama-sama diam selama beberapa menit. "Ehm, di mana?" tanya Aira yang sebenarnya sudah merasa lelah sekali. Ia sangat ingin meringkuk di kamarnya dan bersembunyi dari semua hal. "Deket rumah kok. Deket minimarket yang biasanya itu," ujar Raka. "Kalau mau. Aku pengen." "Oke kalau Mas pengen. Lagian nggak jauh dari rumah," tukas Aira. Raka tersenyum lalu menunduk, ia baru sadar masih menggenggam tangan kecil Aira. Sontak, ia pun melepaskan tangan itu dan berkata, "Maaf, Ai. Aku cuma mau kamu ngerasa aman aja." A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN