38. Aira Boleh Pulang

1497 Kata

Aira mengangguk pelan malu-malu. "Ya, boleh." Ia menutup kedua matanya ketika Raka mulai mencium bibirnya. Ciuman mereka masih bisa dihitung dengan jari, tetapi bagi Aira itu adalah momen yang sangat berharga. Ia tak pernah menyukai ciuman sebelumnya, ia membencinya. Namun sekarang, setelah ia merasakan bibir lembut suaminya, semua terasa berbeda. Aira membuka matanya perlahan ketika Raka mengakhiri ciuman mereka. Ia tersenyum malu-malu, tetapi ia tidak melepaskan tatapan dari Raka. "Kayaknya aku bakalan mimpi indah malam ini," ujar Aira sambil terkikik. Raka mengusap kening Aira dan turut tersenyum. "Aku seneng kalau kamu bisa bermimpi indah. Kamu harus lupakan hari buruk kamu. Ini ... hari ulang tahun kamu, Sayang. Harusnya kita berbahagia." "Aku bahagia," celetuk Aira. "Soalnya Mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN