29. Raka Meriang

1427 Kata

Aira menggeleng pelan di depan Raka. Ia tak marah, ia merasa baik-baik saja kecuali jantungnya yang berdetak tak normal. Ia juga merasa dilambungkan hingga ke awang-awang ketika mereka tadi berciuman. Itu adalah pengalaman yang baru baginya. Raka tersenyum tipis karena Aira tak marah padanya. Ia begitu senang karena akhirnya ia bisa mencium bibir Aira walaupun hanya sejenak. Oh, sebenarnya ia sangat ingin melakukannya lagi. "Aku nggak akan kayak gitu lagi kalau kamu keberatan. Maaf," kata Raka seraya menarik tubuhnya ke belakang. Ia mengambil cangkirnya kembali lalu minum. "Ini masih hangat, ayo minum lagi." "Ya," gumam Aira. Dengan gugup, ia pun mengambilnya cangkirnya lalu kembali minum bersama Raka. "Mas kayaknya harus cepetan mandi terus ganti baju. Itu basah lho." "Iya, kamu juga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN