25. Kabar Tentang Yumna

1491 Kata

Aira ternganga mendengar ucapan Raka. Ia belum pernah pergi ke Puncak dan sepertinya itu akan menyenangkan jika ia bisa berlibur ke sana. Namun, bulan madu? Oh, membayangkan saja sudah membuat jantung Aira berjumpalitan tak keruan. "Tapi ... tapi ...." Aira mendadak kelu karena tak bisa merespon Raka. "Tapi kita nggak harus pergi," timpal Raka cepat. "Apa Mami nggak bakalan marah?" tanya Aira. Menolak Tere rasanya tidak enak, tetapi menuruti kemauan mertuanya itu juga lebih tak enak lagi. "Nggak, tenang aja. Mami nggak boleh maksa-maksa kamu," ujar Raka meyakinkan. Aira bernapas lega sekarang. "Aku harus bilang apa ke Mami?" "Bilang aja aku sibuk dan kamu juga udah mulai belajar lagi buat persiapan masuk kuliah," jawab Raka santai. Ia menoleh pada Aira yang patuh mengetik di keyboard

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN