Aktor yang Ditekan

2378 Kata
Seorang wanita berambut panjang sedang menatap pria yang berada tak terlalu jauh darinya. Tatapan wanita itu penuh dengan kekaguman sekaligus tatapan dengan penuh kesedihan. "NG!" "NG!" "NG!" "NG! Stop! Kamu bisa akting gak sih? Siapa yang merekomendasikan sampah gak guna ini?!" teriak seseorang yang berada di belakang layar monitor sambil menunjuk-nunjuk wanita yang telah membuat kesalahan itu.. "Maafkan aku, maafkan aku," wanita itu terus menerus menunduk minta maaf. Meski ini debut drama pertamanya, wanita itu bisa berakting dengan baik. Hanya saja lawan mainnya yang sepertinya memiliki aura tersendiri ketika sedang berakting dan itu berhasil membuat dirinya terintimidasi dan kewalahan. "Sunbaenim*, maafkan aku," setelah berkali-kali menundukkan kepala kepada pria yang berada di belakang layar. Wanita itu kemudian menatap seorang pria yang rambut yang dicat merah yang menjadi lawan mainnya. (*Senior) "Ah tidak apa-apa, kok." balas pria itu. "Kalau begitu kita istirahat dulu 15 menit, kalau setelah itu kamu masih melakukan kesalahan juga, tak peduli siapa orang di belakangmu, aku akan menendangmu keluar dari sini," ucap pria yang berada di belakang layar monitor tadi. Mendengar hal itu, wanita yang dimarahi tadi hanya bisa menunduk. Ini adalah debut drama pertamanya. Bagaimana pun, dia harus segera debut! "Ethan, ini minum dulu," wanita berambut panjang yang tadi menatap dari kejauhan tiba-tiba memberikan minuman ketika pria berambut merah tadi datang mendekat. "Terima kasih, noona*," ucap pria berambut merah yang dipanggil Ethan tadi dan mengambil minuman yang diberikan oleh wanita berambut panjang tadi. (*sebutan yang digunakan pria kepada wanita yang lebih tua) "Seharusnya kamu saat ini tidak mendapatkan lawan main yang payah seperti itu," dengus wanita berambut panjang itu. "Sudahlah, noona, lagi pula peran ini cukup asik kok," balas Ethan yang kini duduk di salah satu kursi yang disediakan dan membolak balik script naskah miliknya. "Apa kamu yakin kamu gak mau mengikuti perintah mereka saja? Menemui Ara?" tanya wanita berambut panjang itu. "Mi Sun noona! Sudah kubilang aku gak mau mengikuti jalan itu! Aku akan menunjukkannya dengan kemampuanku sendiri!" ucap Ethan. "Kalau begitu ayo kita resign saja! Kamu bisa minta bantuan paman untuk membayar uang ganti ruginya," balas Mi Sun. Namun Ethan hanya diam saja dan tetap membolak balikkan script naskah miliknya. Melihat itu, Mi Sun hanya bisa membuang nafas dalam-dalam. Dia tidak benar-benar mengerti kenapa Ethan tetap mau bertahan di agensi yang sudah tidak bisa menghargainya lagi. *** "Ah, penulis Hong, kamu di sini?" tanya pria yang sibuk menatap layar monitor. "Iya, aku membawakan naskah untuk episode berikutnya. Ngomong-ngomong, siapa aktor yang memerankan karakter Sung Woo itu?" tanya penulis Hong. "Ah, dia, namanya adalah Nam Ethan, kenapa? Tidak sesuai lagi dengan ekspektasimu? Sudah kubilang kamu tidak perlu datang ke lokasi syuting, kami bisa mengirim seseorang untuk mengambil naskahnya seperti sebelumnya," ucap balik pria itu. Wanita itu menggeleng, "justru sebaliknya, dia membawakan karakter Sung Woo dengan sempurna, apa dia rookie? Aku lagi bebas aja jadi sekalian mampir sebentar," balas penulis Hong. "Dia kalau tidak salah memiliki dua drama sebelum ini, dan di drama terakhirnya dia memenangkan penghargaan Best New Actor," "Lalu kenapa dia malah memerankan Sung Woo yang merupakan adik dari pemeran utama wanita yang jarang mendapatkan screen time?" tanya balik penulis Hong. Sebagai penulis dari drama "Pria Istriku", penulis Hong tentunya benar-benar tau seluk beluk dari tiap karakter dan menurut dirinya, pria itu setidaknya bisa menjadi pemeran pria utama atau pemeran pria kedua, bukan malah menjadi pemeran pembantu. Pria Istriku bercerita tentang seorang wanita yang menikah dengan seorang dokter mapan dikarenakan perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya yang baru saja meninggal dan ayah dokter tersebut. Awalnya dia tidak ingin mengikuti perjodohan itu, tapi mengingat kini dirinya hanya tinggal berdua dengan adiknya, Sung Woo, dan keuangan mereka menurun ketika ayahnya meninggal, dia akhirnya menikahi dokter itu. Semua orang disekitarnya mengatakan bahwa dia beruntung karena menikahi dokter itu, tapi sebenarnya itu tidak benar. Suaminya terlalu sibuk dan dingin, membuatnya tidak diperhatikan. Namun, hal itu berubah ketika wanita itu menghadiri acara reunian sekolah dan bertemu kembali dengan mantannya yang masih ada perasaan untuknya. "Menurutmu kenapa aktor dengan akting sebagus itu, memenangkan penghargaan Best New Actor, dan memiliki kepribadian yang baik, malah memainkan karakter Sung Woo setelah mendapatkan penghargaan itu?" tanya pria itu sambil melirik Ethan yang kini sepertinya sedang membantu aktris pemula yang merupakan lawan mainnya. Penulis Hong mengikuti tatapan pria itu dan hanya bisa menghela nafas. "Entah petinggi di agensinya buta, atau…" "Dia menyinggung seseorang yang tidak seharusnya disinggung, dunia entertainment selalu seperti ini, penulis Hong. Kamu sudah beberapa tahun di sini dan masih belum mengetahui aturan yang tidak terucapkan?" tanya pria itu. Namun penulis Hong hanya bisa terdiam. Aturan yang tidak terucapkan, entah sudah berapa orang yang jatuh akibat tidak mengikuti aturan tersebut. Penulis Hong benar-benar sangat menyayangkan bakat Ethan, ini adalah tahun ke 8 dia di dunia entertainment, dan sudah 5 naskah drama yang ditulis olehnya sebelum akhirnya memutuskan hiatus selama 3 tahun. Selama itu, dia jarang menemukan aktor atau aktris yang cocok untuk berperan sebagai karakter yang ditulis olehnya. Bahkan, drama terakhirnya dia sempat beradu argumen dengan sutradara karena merasa aktor dan aktris itu tidak cocok dengan karakternya. Namun, sebagai penulis, suaranya tidak benar-benar dibutuhkan dalam proses seleksi pemain. Itulah alasan kenapa dia sebenarnya enggan untuk datang ke lokasi syuting karena takut melihat pemerannya tidak memainkan karakter yang ditulis olehnya dengan baik. Tapi setelah melihat Ethan yang memerankan karakter Sung Woo, dia merasa bahwa pria itu benar-benar adalah Sung Woo yang dipikirkannya ketika dia menulis karakter tersebut. Sung Woo sendiri sebenarnya karakter yang tidak terlalu sulit tapi kalau salah dibawakan akan benar-benar salah. Dia adalah karakter anak sekolah kaya yang hidup dengan damai, dan tidak pernah melanggar aturan bahkan, tapi setelah ayahnya meninggal dan dirinya ditinggalkan oleh teman-temannya karena sudah jatuh miskin, dia menjadi pembangkang di sekolah. Hal tersebut menjadi parah ketika kakaknya menerima untuk menikah dengan dokter yang sama sekali tidak dicintai oleh kakaknya. Dia membenci kakaknya yang "menjual dirinya" demi uang. Adegan yang dilihat penulis Hong tadi adalah adegan di mana Sung Woo memilih untuk mencampakkan pacarnya dengan kejam terlebih dahulu sebelum pacarnya meninggalkannya seperti teman-temannya. Adegan itu terlihat klise sebenarnya, tapi Ethan berhasil menampilkan ekspresi ketakutan di dalam kekejaman yang dilakukan oleh Sung Woo. "Ngomong-ngomong, drama kita tayang nanti malam, kan?" tanya penulis Hong. Pria itu mengangguk "Adegan yang tadi di episode 4 ya?" pria itu sekali lagi mengangguk. "Kenapa tiba-tiba penulis ini jadi banyak bertanya?", pikirnya. "Oke kalau begitu, sepertinya ada beberapa naskah yang perlu diubah, aku pergi dulu," ucap penulis Hong yang tiba-tiba mendapatkan ide untuk mengutak atik karakter Sung Woo "Baik istirahatnya sudah cukup, semuanya kembali ke posisi masing-masing, dan kamu, jika kali ini kamu gagal, pintu keluarnya di sebelah sana," ucap pria yang berada di belakang monitor. Wanita tadi hanya bisa tersenyum masam, bagaimana pun, dia harus berhasil kali ini. "ACTION!" *** Mi Sun hanya bisa membuang nafas dalam-dalam beberapa kali. Seharusnya setelah Ethan mendapatkan penghargaan Best New Actor, karirnya sebagai manajer pria itu harusnya bisa melesat dengan pesat, tapi siapa yang menyangka bahwa pria itu harus terjebak dalam situasi seperti ini. Situasi ini dimulai ketika Ethan mendapatkan penghargaan Best New Actor. Sehari setelah penghargaan tersebut diberikan, Ethan dipanggil ke kantor untuk menghadap ke Ha Joon, yang merupakan Art Director. "Selamat pagi, direktur, kamu memanggilku?" sapa Ethan ketika dia memasuki kantor Ha Joon. Di dalam kantor itu Ha Joon sedang berbicara dengan seorang gadis yang kelihatannya berusia 18 tahun. "Kenapa kamu begitu formal? Kamu bisa memanggilku Hyung*, oh ya silakan duduk," balas Ha Joon (*sebutan yang digunakan pria kepada pria yang lebih tua) "Tidak apa-apa direktur, lagi pula kita ada di kantor," tolak Ethan kemudian mengambil tempat duduk disamping gadis itu.. "Dasar anak ini terlalu formal, oh ya, ngomong-ngomong kenalin, ini Ara," Ha Joon akhirnya memperkenalkan gadis yang juga berada di sana. "Halo Ethan Oppa, aku Ara," ucap gadis itu dan mengulurkan tangannya. "Halo, Ethan," balas Ethan meraih tangan gadis itu. "Kalau begitu Ara, nanti kita bertemu lagi ya, ada sesuatu yang ingin Oppa bahas dengan Ethan," ucap Ha Joon ketika keduanya telah berkenalan. Ara hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian keluar dari ruangan. "Gadis itu adalah Ara, salah satu anak dari pemegang saham, sepertinya dia tertarik padamu," ucap Ha Joon. Namun Ethan hanya diam saja. "Kamu hari ini tidak ada jadwal, kan? Sana pergi temani gadis itu untuk belanja," ucap Ha Joon lagi. "Tapi direktur…" "Tidak ada tapi-tapi, ini adalah perintah perusahaan!" balas Ha Joon. "Bagaimana jika kami tertangkap paparazi?" tanya balik Ethan, berusaha menemukan alasan untuk tidak melakukan hal itu. "Itu nanti urusan public relations, kalau bisa jangan sampai tertangkap paparazi. Sana pergi, dia sudah menunggumu. Ingat perlakukan dia dengan baik," ucap Ha Joon mengingatkan. Ethan hanya bisa tersenyum masam kemudian keluar dari ruangan Direktur Ha Joon. "Bagaimana? Apa kata Direktur Ha Joon? Apa kamu dapat tawaran pekerjaan bagus?" tanya Mi Sun yang menunggu di luar ruangan. Ethan hanya memandang Mi Sun dan tersenyum, "Sepertinya hari ini noona ku bisa libur," "Libur apanya, kamu kemarin memenangkan penghargaan, pasti setelah ini banyak tawaran pekerjaan melimpah yang datang, tentu saja aku tidak bisa bersantai apalagi liburan," balas Mi Sun. "Aku serius, noona. Hari ini kamu bisa mengambil libur. Tenang saja ini tidak akan dipotong dari jumlah cuti kamu, kok," balas Ethan lagi. Mi Sun yang sudah mulai bisa mengetahui karakter Ethan merasakan ada yang tidak beres, namun belum sempat dia bertanya lagi, gadis yang tadi terlebih dahulu keluar dari ruangan Direktur Ha Joon datang mendekati mereka. "Ayo, oppa, aku sudah lama menunggu" ucap Ara yang langsung menggandeng lengan Ethan. "Aku akan menjelaskannya nanti, noona," ucap Ethan sebelum dengan pasrah mengikuti gadis itu. Mi Sun yang melihat itu tidak bisa melakukan apa-apa, sepertinya nanti dia benar-benar harus menanyakan apa sebenarnya yang terjadi! Mi Sun akhirnya memutuskan untuk balik ke tempat Ethan, menunggu pria itu untuk pulang dan menanyakan langsung tentang hal itu Setelah 10 jam menunggu dengan bosan di rumah Ethan, mobil Ethan akhirnya terdengar. Mi Sun yang sudah lelah menunggu langsung menghampiri Ethan bahkan sebelum pria itu turun dari mobil. "Noona! Kamu membuatku terkejut!" ucap Ethan ketika dia melihat Mi Sun. "Ayo ceritakan apa sebenarnya yang terjadi!" desak Mi Sun. "Ahh.. Aku lapar, noona, kamu sudah makan? Stok ramyeon nya masih ada gak, ya?" gumam Ethan mengabaikan Mi Sun dan berjalan memasuki rumahnya. Mi Sun hanya diam dan mengikutinya masuk, "pasti ada yang salah," pikirnya, karena Ethan jarang memakan ramyeon untuk menjaga tubuhnya dan biasanya pria itu memakan ramyeon ketika sedang stress atau capek. "Sana kamu mandi dulu, biar noona yang mempersiapkan makanan," ucap Mi Sun dan langsung menuju ke arah dapur. Ethan hanya diam saja dan masuk ke kamarnya. "Slurppp… Ahh.. Ramyeon buatan noona memang yang terbaik!" ucap Ethan memakan makanannya setelah mandi dan mengacungkan jempolnya. Mi Sun hanya diam saja dan memakan makanannya. Hening. Keduanya tidak berbicara lagi. Hanya sesekali terdengar suara seruput yang datang dari Ethan. "Cewek tadi adalah Ara," Ethan akhirnya bersuara. "Dia adalah salah satu anak pemegang saham, aku diperintahkan oleh Direktur Ha Joon untuk menemaninya," "Perintah macam apa itu?! Jadi seharian ini kamu hanya menemaninya?" tanya Mi Sun. Ethan mengangguk "Mau bagaimana lagi, noona. Direktur Ha Joon bilang itu adalah perintah perusahaan, jika aku tidak mengikutinya, aku harus bayar uang pinalti," ucap Ethan. "Terus bagaimana dengan karir kamu? Apa kamu hanya akan terus menemani anak itu?" "Eii… Tentu saja tidak akan begitu, kan? Cewek itu pasti hanya penasaran padaku lalu memintaku untuk menemaninya sebentar. Perusahaan pasti tidak akan memperlakukan aku seperti itu, kan?" kata Ethan. Namun, perkiraan Ethan salah besar, besok, lusa, dan lusanya lagi, dia selalu diminta untuk menemani Ara, entah pergi belanja, salon, atau hanya menemani gadis itu di rumahnya. Sampai suatu hari, Ara memintanya untuk ikut bersamanya di private party yang diadakan oleh temannya. Tentu saja Ethan enggan untuk mengikutinya, tapi sekali lagi Direktur Ha Joon mengatakan bahwa itu adalah perintah perusahaan, membuat Ethan tidak memiliki pilihan selain mengikutinya. Tapi Ethan sama sekali tidak menyangka ketika dia masuk ke dalam, selain para wanita, ada juga para pria yang hanya memakai celana dalam dan dijadikan sebagai para pelayan oleh wanita-wanita yang berada di sana. "Ara, kamu datang!" seorang wanita menghampiri mereka dan melakukan cipika cipiki dengan Ara. "Uhh… siapa si manis yang kamu bawa ini?" mata wanita itu menatap Ethan dengan tatapan menggoda, dia sedikit menggigit bibir bawahnya. "Ara! Kamu bawa aku ke mana?!" ucap Ethan yang tidak nyaman dengan situasi tersebut. "Sstt! Sudah diam dan ikuti saja, oppa! Kita akan senang-senang malam ini," ucap Ara meletakkan telunjuknya di depan bibir Ethan. Namun Ethan tidak tahan lagi dan akhirnya pergi meninggalkan pesta tersebut. Dia tidak menyangka bahwa Ara berniat "menjual"nya. Ethan adalah pria yang normal, tapi tentu saja hal yang dilakukan oleh Ara adalah salah. Dia tidak ingin masuk ke dalam dunia seperti itu lagi. Keesokan harinya, Ethan kembali dipanggil oleh Direktur Ha Joon. "Ini adalah pekerjaan kamu berikutnya," ucap Ha Joon tanpa basa basi mengeluarkan script naskah dari laci meja kerjanya. Ethan mengambil naskah tersebut, membacanya, lalu mengerutkan keningnya. "Ini…" ucap Ethan setelah selesai membacanya. "Pekerjaan kamu berikutnya, itu sudah diputuskan. Kamu bisa keluar sekarang," "Tapi direktur, bagaimana dengan drama yang ditulis oleh penulis Lee?" tanya Ethan. Dua hari yang lalu muncul sebuah artikel bahwa penulis Lee, yang merupakan penulis terkenal, rating drama yang ditulisnya selalu di atas 20%, dan naskahnya sering dicari-cari oleh aktor dan aktris lainnya, mengatakan bahwa dia ingin pemeran utama pria dalam drama terbarunya diperankan oleh Ethan, namun tentu saja itu harus diputuskan kembali oleh sutradaranya. "Ah... soal itu, perusahan merasa drama itu tidak cocok denganmu," ucap Ha Joon. "Omong kosong!" Mi Sun yang kali ini memutuskan untuk ikut masuk bersama Ethan, akhirnya membuka suara. "Ethan ku adalah pemenang penghargaan Best New Actor, dia tidak cocok dengan drama yang ditulis oleh penulis Lee? Wah, ini salah satu omong kosong yang sudah lama aku tidak dengar!" ucap Mi Sun yang sama sekali keberatan dengan apa yang dikatakan oleh Ha Joon. "Jadi kamu merasa sombong karena sudah memenangkan sebuah penghargaan?! Ini adalah perintah perusahaan! Tidak ada naskah drama lagi yang tersisa! Keputusan ini sudah bulat! Besok kamu harus datang ke alamat yang tertulis di situ untuk first script reading. Pembicaraan ini sudah selesai, silakan keluar!" ucap Ha Joon lalu kembali ke pekerjaannya. Dia bahkan sudah tidak lagi menatap Ethan dan Mi Sun. Mi Sun hendak membalas, tapi Ethan langsung memegang lengannya, memberikan isyarat untuk keluar. Baik Ethan atau pun Mi Sun tidaklah bodoh, perusahaan sedang berusaha untuk menekan Ethan, dan Ethan yakin ini ada hubungannya dengan Ara.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN