SC 24 - Kenyataan Pahit

1972 Kata

Cuaca hari ini begitu cerah. Langit biru cerah dengan sedikit awan yang muncul, serta matahari yang bersinar hangat tampak begitu memesona bagi siapa pun. Sayangnya, sinar hangat sang dewa tidak cukup bisa menghangatkan hati Wira. Kekesalannya pada Rena kemarin, serta pemandangan yang beberapa menit lalu tanpa sengaja menjadi objek penglihatannya, berhasil memancing amarah dalam diri Wira. Dua orang itu, seorang wanita dan seorang laki-laki. Wira melihatnya dengan jelas. Wanita itu, tak lain adalah Shevita Aura. “Dasar pengkhianat!” Satu pukulan kembali melayang di wajah seorang laki-laki berkemeja biru. Wajah laki-laki itu sudah terluka di beberapa bagian, tapi tampaknya tidak ada yang mau mengalah. Laki-laki itu malah berbalik memukul Wira hingga tubuh Wira terhempas beberapa langka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN