“Jadi, apa yang mau kamu bicarakan, Wira?” Pertanyaan tersebut menyela di tengah dentingan alat makan pagi itu. Mengalihkan perhatian Wira dari piring berisi sarapannya. Sekar yang duduk di seberangnya pun ikut mendongak. “Memangnya kamu mau bicara soal apa, Wir? Apa ada masalah yang terjadi?” tanyanya. Yang ditanya tak langsung menjawab. Laki-laki itu meraih gelas air putih dan meminumnya. Lantas mendongak, menatap orang tuanya. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat. Laki-laki itu berulang kali menghela napas demi mengurangi rasa gugup. “Iya, Ma. Sebenarnya semalam mau bicarain soal ini, tapi Mama udah tidur dan Papa nyaranin buat bicara besok pagi aja,” jawab Wira. Namun, alih-alih langsung menceritakan masalahnya, Wira justru menyuruh orang tuanya untuk menyelesaikan sarap