Shween menggeram kesal. Menekan lebam di sudut bibir Dav kuat. "Aaww!" Dav memekik antara kaget dan sakit. "Mancung, kamu apaan sih? Sakit tau!" sungutnya dengan tangan mengusap sudut bibir. "Biarin!" Shween membelalak garang. "Siapa suruh berantem!" Bibir merah itu maju beberapa senti. Gemas, Dav menarik Shween cepat, mendudukkan perempuan itu di pangkuannya. "Kan aku berantem karena kamu." Dav memutar tubuh Shween agar menghadap ke arahnya. Membingkai wajah cantik itu dengan sebelah tangan. "Aku nggak suka Ron ngejelekin kamu, aku nggak suka Ron ngomong seolah dia berhak atas kamu." Dav menggeleng, lantas memurukkan kepala di ceruk leher Shween. Menghirup aroma memabukkan yang menguar dari salah satu tempat favoritnya di tubuh perempuan itu. "You are mine (Kau adalah milikku)!" b