Riri terlelap karena menunggu balasan chat dari Alex. Pukul 23.30 ponsel Riri berbunyi hingga membangunkan tidur pulas Riri. Riri meraba tempat tidurnya mencari ponselnya, ternyata Alex meneleponnya. Ya, dia melakukan video call pada Riri.
"Hay sayang, sudah tidur ya? maaf pekerjaan banyak sekali, besok sudah harus jadi foto-fotonya,"sapa alex dalam Video Call nya.
"Lama, kangen tau." Riri merajuk manja sambil mengerucutkan bibirnya dan membuat Alex yang berada jauh disana gemas melihatnya.
"Sayang," sapa Alex.
"Hmmmppp iyaa sayang,"jawab Riri.
"Love you, mmuuaacchhh." Alex mencium dari balik layar ponselnya.
"Love you too, muuaachh," balas Riri.
"Sini peluk." Alex merentangkan kedua tangannya.
"Hmmmpp... yang erat sayang,"ucap Riri dengan sedikit mendesis.
"Iya sayang,"ucap Alex
Percakapan mereka lewat Video Call pun menjadi memanas, Alex yang melihat Riri tidur menggeliat dengan wajah yang manis dan manja serta gaun tidur yang anggun, cantik dan sexy, membuat Alex menegang seketika. Napas Alex semakin memburu karena melihat layar ponselnya ada pemandangan cantik.
“Sayang, lihatlah.” Alex menunjukan kejantanannya yang sudah mengeras di balik boxer nya.
“Hmmmpphh...sayang, jadi pingin pegang,” ucap Riri dengan manja dan mengeliat seksi.
“Pegang sayang, uhmmp...” Alex membuka boxernya dan memperlihatkan kejantanannya pada Riri.
“Uhmmmpp....sayang, aku emut, ya. Slurupph..ahhh....” Riri mendesah sambil memegang payudaranya.
“Remas terus, sayang, hmmppp...aku buka ya, aku emutin d**a kamau, aku jilatin, ehhmm...slruupp... aku gigit p****g kamu sayang..ahh,,,,” Alex semakin menjadi ketika Riri membuka dasternya dan membuka celana dalamnya.
Riri meletakan ponselnya di depannya, dia bermain miss v nya dengan jari jemarinya. Alex memandaangi Riri di balik ponselnya yang membuat Alex semakin menegang.
“Milikmu sudah basah sekali sayang,” ucap Alex dengan suara paraunya.
Riri semakin keras menggerakan jarinya di miss v nya, hingga terdengar suara dari miss v nya yang sudah basah.
“Ahh,,,,Alex...masukin sayang, aku tidak tahan,” rancau Riri dengan menusuk miss v nya dengan jari tengahnya.
“Aku masukin sayang, ahhh....hmmpp...milik mu sempit sayang, oohhh,,,,Riri, aku percepat sayang, akkhh,,,,,” Alex semakin merancau dengan penuh kenikmatan dan memainkan kejantanannya dengan tangannya. Dia mengocoknya sangat keras, begitupun Riri, dia terus mengaduk mis v nya dengan jari tengahnya hingga ia memekik kenikmatan.
“Akkhh...Alex, aku mau sampai sayang,” erang Riri.
“Kita keluarkan bersama, sayang..hhmmmpp...akkhh,,,,” Kejantanan Alex menyemburkan cairan putih sangat banya, dan milik riri juga terlihat mengeluarkan cairan hangat yang menetes hingga ke sepray nya.
“Riri, kamu basah sekali miss v nya, kalau aku di situ beneran, aku akan membersihkan sisa cairanmu itu dengan mulutku,” ucap Alex dengan terengah-engah.
“Kamu juga keluar banyak, sayang,” ucap Riri.
“Aku mau membersihkannya, sana kamu bersihkan dulu, nanti kita lanjut lagi,” ucap Alex.
“Mau lagi?” tanya Riri.
“Kalau kamu mau,”
“Lex, aku ngantuk,”
“Ya sudah bersihkan dulu, lalu istirahatlah,”
Entah apa yang merasduki Alex dan Riri, sehingga mereka tak bisa mengendalikan emosinya, mereka malakukan yang tidak semestinya ia lakukan saat bertatap wajah di layar ponsel. Riri beranjak ke kamar mandi setelah menyelesaikan Video Call bersama Alex. Riri terus berfikir setan apa yang merasukinya, hingga dia begitu larut terbawa suasana seperti tadi.
"Apa yang barusan aku lakukan, Tuhan,"gumam Riri dalam hati.
"Aku tak pernah bertemu dengan nya, tak pernah di cumbu dia di alam nyata, ini kesalahan, dia adalah bayang semu, tapi aku menikmatinya dan serasa nyata Alex ada menyentuhku."lirih Riri dalam penyeslannya.
Alex pov
Alex masih memikirkan kejadian tadi bersama Riri lewat Video Callnya. Dia tak menyangka, hanya dengan melihat Riri seperti itu di layar ponselnya. Dia begitu b*******h hingga melakukan pelepasan
"Riri, kamu benar-benar sudah mengalihkan duniaku, aku ingin segera memilikimu, Ri," batin Alex.
"Tapi, Papah, Mamah. Kenapa aku selalu terngiang kata-kata Papah, kalau mereka semua tidak menyetujui aku dan Riri bagaimana?"batin alex semakin kesal.
^^^^^^^
Riri masih saja terbayang bayang apa yang baru saja ia lakukan dengan Alex.
"Alex, andai kau dekat denganku,"batin Riri.Riri merebahkan tubuhnya dan tertidur pulas.
Seperti biasa pukul 5 pagi Alarm Riri berbunyi. Riri segera bangun, ia sadar apa yang telah dilakukan semalam dengan Alex. Dia segera mandi sebelum dia sholat subuh. Setelah sholat, seperti biasa mencuci piring dan gelas, menyapu lantai dan halaman sambil menunggu penjual sarapan yang lewat. Stelah pisah dengan suami Riri jarang lagi memasak, karena memakan banyak waktu untuk ke kantor
Pukul 06.00 Riri berdandan di depan cermin. Ponsel Riri berbunyi, Alex memanggilnya Via Video Call.
"Hai..." sapa Riri sambil memoles bedak di wajahnya. Alex yang melihat Riri sedang memoles wajahnya langsung senyum sumringah.
"Duh, tuan putri, dandanya jangan tebel-tebel nanti banyak cowok yang nempel, aku tak rela, sayang,"ucap Alex.
"Masa, sih,"ucap Riri.
"Iya dong, kamu kan miliku,"ucap Alex.
"Ah, masa, sejak kapan kamu memilikiku?"tanya Riri.
"Semalam, apa kamu lupa? maaf untuk yang semalam aku lakukan ke kamu, apa kamu marah?"tanya Alex
"Iya tidak apa-apa, maafkan aku juga, kalau aku marah aku tak mau terima telepon dari kamu dong sayang,"ucap Riri.
"Iya kah? sudah siang, sana berangkat ke kantor,"titah Alex.
"Iya sayang, aku siap-siap dulu ya, kamu hati-hati berangkat kesekolahan nya, dah..sayang."ucap Riri sambil melambaikan tangannya.
"Iya sayang, kamu juga hati-hati selalu, jaga diri baik-baik buat aku ya, dah..." Alex melambaikan tangannya juga. Mereka mengahiri Video Call nya. Riri pamit dengan ibunya untuk berangkat kerja sekalian mengantar adeknya sekolah.
^^^^^
Riri sampai di tempat kerja nya, namun belum ada karyawan yang berangkat. Hanya Toto yang sudah berangkat karena dia yang membuka pintu kantor karena Pak Heru sedag di luar kota.
"Tumben Ri pagi-pagi sudah berangkat?"sapa Toto.
"Iya tadi sekalian nganter Ninda ke sekolah, jadi ya gini kepagian deh."jawab Riri sambil membereskan meja kerjanya.
"Riri, aku sayang kamu." bisik Toto ke telinga Riri yang membuat Riri merasa merinding di tengkuk nya.
"Jangan gini mas."Riri berkata sembari menghindar, namun tangan Toto mencegahnya.
"Sampai kapan kamu menghindar gini Ri, katakan Ri, apa kamu nyaman saat kita bersama? ngobrol bareng dan bercanda bareng?" ucap Toto dengan memegang bahu Riri.
"Mas.."perkataan Riri terhenti karena Toto jari langsung menyentuh bibir Riri.
"Aku sayang kamu Riri,"lirih toto di telinga Riri dan ciuman kilat pun menyambar bibir manis Riri.
"Tapi aku, aku mencintai orang lain, mas, bukan kamu, awalnya aku nyaman selalu di perhatikan kamu, tapi rasa ini salah. benar-benar salah. Kamu pria beristri, sejak pertengkaran selalu melanda rumah tanggaku, aku merasakan getaran berbeda saat di dekatmu, nyaman rasanya tapi ini salah, maaf aku terpaksa jujur seperti ini, setiap kamu memberi kecupan manis hati ini memberontak untuk membalasnya, namun...."perkataan Riri berhenti saat menjelaskan perasaan nya pada Toto, karena Toto langsung memeluk erat Riri.
"Sudah jangan banyak bicara, aku tau apa yang kamu rasakan, setidaknya aku sudah tau perasaanmu kepadaku," jelas Toto.
"Kamu kok malah nangis, Ri. Sudah kita kerja ya, tenangkan hatimu, aku sayang kamu Ri," ucap Toto
Toto menenangkan Riri yang menangis dan mengecup puncak kepala Riri.
"Iya mas makasih ya, selama ini sudah perhatian sama aku." jawab Riri sambil berlalu kembali ke mengerjakan file file.
"Aku tau ini salah, aku mencintai suami orang, tapi aku nyaman dengan Toto. Lex, maafkan aku, aku saja tidak yakin dengan hubungan kita, terlebih aku tau suatu saat ayah ibu mu akan mencarikan calon istri untukmu."lirih Riri dalam lamunannya sembari mencoret corer kertas tak jelas.
"Doorr! Pagi-pagi ngelamunin apa, Ri? Tuh kertas nya sudah penuh coretanmu yg tidak jelas." tukas Vina mengagetkan Riri.
"Aku lagi bingun, aku lagi jatuh cinta dan parahnya jatuh cinta pada suami orang, ah....entahlah."jawab Riri dengan tatapan kosong tidak jelas.
"Whats! apa kamu bilang? jatuh cinta pada suami orang!"seru Vina.
"Jangan bilang itu toto."imbuh Vina
"Iya, Toto, aku mencintai dari dulu sebenarnya, tapi dia suami orang, ah sudahlah, aku mau lanjut kerja dulu,"jawab Riri.
"Sudah aku duga kalian berdua pasti saling suka,"ucap Vina
Ya, Vina sering melihat mereka curi pandang dan saling melempar senyum. Dia sudah tau mereka seperti itu dari dulu.
Jam makan siang pun tiba, Toto menghampiri meje kerja Riri, dia mengajak Riri makan siang
"Ri, makan yuk," ajak toto.
"Cie...yang baru jadian...makan-makan dong," ledek Vina.
"Hus, jangan berisik, nanti kalau udah pasti makan-makan,"jelas toto.
"Buruan dipastikan sekarang,"titah Vina.
"Kalian ribut banget sih, sudah yuk sayang kita makan siang, aku aku sudah lapar, tinggalin aja Vina." ajak Riri sambil menarik tangan Toto.
"Eh...main pergi aja kalian, awas ya gak ngasih pajak jadian,"tukas Vina.
Riri dan Toto tertawa bersama meninggalkan Vina yang masih bersiap-siap untuk pulang, makan siang di rumahnya.
Mereka berdua langsung menuju ke Rumah Makan Padang langganannya. Kantor juga sering langganan di Rumah Makan Padang ini, saat ada acara atau pas sedang lembur sampai malam. Pasti makanannya pesan di sini.
"Kamu mau pesan apa, sayang?"tanya Toto.
"Sama seperti yang kamu pesan saja, bingung makan siang gini mulu menu nya," jawab Riri.
"Eh, tadi barusan kamu panggil aku apa?"tanya Riri.
"Apa ya, aku lupa."jawab Toto meledek Riri.
Demi apa Riri sangat senang bertatap wajah dengan seorang seperti Toto, tampan, putih, mancung, pokoknya idaman wanita.
"oh, sudah lupa? Ya sudah lupakan saja lah." Riri berkata sambil merengut wajahnya.
"Yah, ngambek, kamu gemesin banget kalau lagi ngambek, Ri, jadi pengen gigit hidung kamu." ledek Toto sambil menarik hidung Riri.
"Iya, aku tau hidungku pesek kamu mancung, tapi jangan ditarik gini dong, sakit tau,"ucap Riri.
"maaf sayang." jawab Toto sambil mengusap pipi Riri.
"Tadi bilang apa?coba ulangi lagi,"ucap Riri.
"Sayang, kan tadi kamu yang mulai panggil sayang,"jawab Toto.
"Eh, iya, ya.."Riri berkata dengan pipi merah merona seperti tomat.
"Makan yuk, ini pesenan sudah datang," ajak Toto.
Riri hanya mengangguk, mereka berdua makan siang sambil berbincang-bincang semua masalah yang ada di benak masing-masing.