Dengan kalimat yang kacau dan tak beraturan, kalimat sebut yang tak konsisten dan perpaduan emosi yang menggelegak, Kirana berusaha membela dan mempertahankan martabat suaminya di depan pria angkuh yang masih menindihnya. Pria yang bisa dengan mudah dan kapan saja menerobos Kirana, memperlakukannya bak tong sampah tak berharga dan menghancurkan hidup Kirana untuk kesekian kalinya. Takkan Kirana biarkan Akasa menghina Susilo sedemikian rupa! “Dan jika begitu, maka kamu tidak layak menjadi istri pria seperti itu!” “Aku tahu! Aku tidak layak untuk pria saleh sepertinya! Tapi Tuhan begitu baik dengan menyingkirkan manusia hina sepertimu dari hidupku, dan mengirimkan malaikat yang sempurna seperti Susilo. Jangan sekali-kali menghina Susilo! Hina aku saja! Aku pantas dihina, aku bukan wanit