“Tidak!” Kirana mendorong pundak Akasa menjauh, wanita itu mengalihkan wajah ke samping untuk menghindari ciuman paksa yang pria itu lakukan. “Hukuman untuk wanita bodoh yang berani-beraninya membuat saya marah!” Akasa meraih rahang Kirana, menggenggamnya keras-keras lalu memaksakan sebuah ciuman yang sangat kasar di mulutnya. Kirana menggeliat mengerahkan semua tenaga di dalam tubuhnya untuk menghindari paksaan Akasa. Namun bak kelinci yang terdesak, Kirana tak bisa berbuat banyak. Akasa menekannya, tidak hanya dengan kedua tangan tapi juga tubuh tinggi besarnya. Mulut Akasa bergerak brutal, menghisap dan melumat, sesekali menggigit Kirana, membuat wanita itu mencicit nyeri, dan ketika Kirana lengah, Akasa pun melancarkan lidahnya ke dalam, mempermainkan Kirana hingga kakinya tera