Yura menatap makanannya dengan enggan, padahal Raymen sudah membawanya ke café favoritnya. Perasaannya Yura masih terasa sakit. Dia telah jatuh cinta pada Brian, sampai-sampai dia tidak sadar jika perasaan cintanya di manfaatkan, Yura sangat kecewa. Itu terasa sangat menyakitkan sekaligus mengecewakan, harapan dan hayalannya selama ini benar-benar harus musnah begitu saja. "Sayang, makanlah." Mary menyuapi Raymen penuh perhatian. Raymen menggelengkan kepalanya tidak mau. "Aku mohon, jangan membuatku bersedih." Rengek Mary dengan manja, akhirnya Raymen menerima suapannya. Yura beranjak dari duduknya begitu murung. "Mau kemana? Jangan pergi." Raymen meraih tangan Yura berusaha menghentikannya. "Aku ingin ke toilet." Yura menurunkan tangan Raymen. Dia sudah tidak kuat lagi untuk menaha