Calon Istri Ustaz

960 Kata
"Bagaimana? apa kamu siap menjadi imam untuk Aynur?" tanya Kyai Mustafa lagi setelah menunggu beberapa saat dan tidak menerima jawaban dari Bobby. Lidah Bobby kelu tak bisa menjawab pertanyaan kyai Mustafa. Aynur tersenyum kecut. "Heh!! ternyata elo memang pengecut Bob!" kata Aynur. "Pak kyai.. tolong beri saya waktu 2 tahun lagi. Saya akan melamar She setelah lulus S2." pinta Bobby pada kyai Mustafa. "Sayang... elo bisa kan nunggu gue 2 tahun lagi, kali ini gue bener-bener serius!!!" Bobby berganti memohon pada Aynur yang mengacuhkannya. "Usia Aynur tahun ini sudah 27 tahun, mau sampai kapan dia nunggu kamu? Di luar sana banyak orang yang menikah tapi masih menempuh pendidikan. Asalkan kamu bertanggung jawab dan bisa membimbing istrimu ke jalan yang baik, maka menikah bukanlah halangan untuk mencapai cita-cita." jelas kyai Mustafa. Bobby terdiam dan menatap ibunya seakan meminta persetujuan. Bu Sofi yang beberapa menit lalu tampak berapi- api kini seakan kehilangan kata-kata. Dirinyq terlalu syok mengetahui fakta bahwa wanita yang dia hina tadi adalah putri dari ustaz kondang. Pak Kyai menghela nafas lalu merangkul putrinya. "Tadi bapak dengar ada pria baik yang siap melamarmu dari pada berpacaran bertahun-tahun tanpa kepastian. Sekarang bapak tanya, kalau bapak menerima lamaran pria itu, apa kamu siap menjadi istrinya?" tanya kyai Mustafa sambil menatap dalam-dalam putrinya. "Nur wanita hina pak, mana ada pria baik yang mau menerima Nur." jawab Nur lirih seraya melirik bu Sofi serta ibu-ibu yang menghinanya tadi. "Tidak ada wanita hina di dunia ini Nur. Allah menciptakan manusia itu lebih mulia dari pada makhluk lain. Tidak perlu menunjukkan pada manusia bagian sisi baikmu, tugasmu hanya menunjukkan pada Allah bahwa kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan jika dia jodohmu maka bapak akan mendoakan semoga dia bisa membimbingmu ke jalan yang benar." jelas pak Kyai. "Ustaz Ihsan? apakah benar yang saya dengar tadi? kamu siap membantu membimbing Aynur untuk hijrah?" lanjut pak kyai sambil menatap Ihsan. Kini semua mata tertuju pada Ihsan yang kaget karena namanya disebut. "Eh!! say-ya kyai?" tanyanya terbata. "Iya. Tadi saya dengar kamu siap melamar Aynur di depan walinya. Sekarang walinya ada disini. Apakah yang kamu katakan tadi serius? atau hanya sekedar---" "Bapak. Pak ustaz ini hanya kasihan sama saya karena tadi saya dihina, tidak mungkin pak ustaz mau dengan wanita seperti Nur. Bapak jangan bercanda, kasihan pak ustaz." Aynur memotong kata-kata ayahnya, dia merasa malu karena ayahnya menganggap serius perkataan Ihsan. "Ow. Yasudah kalau cuma bercanda. Bapak kira apa yang dikatakan seseorang seperti ustaz Ihsan itu keseriusan. " Kyai Mustafa tersenyum sambil berlalu. "Saya siap menjadi imam untuk putri pak kyai!!" kata Ihsan tiba-tiba, membuat semua orang menoleh padanya. Kyai Mustafa menatap Ihsan. "Benar ustaz?" tanya pak kyai. Ihsan mengangguk pasti. "Nur?? kamu mau menjadi istri ustaz Ihsan?" pak kyai berganti menanyai putrinya. Aynur merasakan gelap di atas matanya. Mendadak seperti melayang di udara. 'Si ustaz ini maunya apa sih??!' batinnya. Sementara itu, otak Ihsan sendiri sedang berseteru dengan pikirannya. 'Astagfirullah... apa yang kamu pikirkan San??!!kamu sudah punya calon istri sempurna di desa. Semoga wanita ini menolak!!' batin Ihsan. "Kalau kamu menerima, maka bapak akan bersyukur dan dengan senang hati menyetujuinya. Tapi kalau kamu menolak itu berarti dia bukan jodoh kamu. Bapak tidak akan memaksa, bapak hanya bisa mendoakan yang terbaik karena kamu yang akan menjalaninya. Pikirkan baik-baik Nur!" pesan kyai Mustafa. Aynur masih kaget dengan ucapan Ihsan. Kini dia memandang Bobby yang menatapnya sendu. Lalu Aynur menatap bu Sofi, dia teringat kata-kata pedas bu Sofi yang menganggapnya mengejar- ngejar Bobby karena tak ada pria lain yang mau terhadapnya. Mengingat hal itu membuat mata Nur memanas lagi siap untuk menumpahkan air mata. 'Tolak!! Tolak!! Tolak.... !!' Ihsan terus berdzikir di dalam hati, namun dzikirnya bukan memuji nama Allah, melainkan mengucapkan kata 'tolak' agar Aynur tidak menerima lamaran konyolnya. "Aynur mau pak!" jawab Aynur pasti. "Alhamdulillah..." ucap kyai Mustafa. "Sayaaang???!!" protes Bobby. "Innalillahi.... " ucap Ihsan lirih, dia hampir roboh tak kuat menyangga tubuhnya sendiri. Sementara ibu-ibu yang mendengarnya kini menatap tak percaya. "Yasudah.. kita bicarakan hal ini di pondok. Kamu pulang dulu Nur, biar diantar Somad. Nanti setelah pengajian bapak pulang bareng ustaz Ihsan." Kyai Mustafa berjalan ke arah ibu-ibu yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar. "Alhamdulillah kesalahpahaman sudah teratasi. Mari kita mulai pengajiannya bu, biar tidak terlalu kemaleman selesainya. Ayo ustaz Ihsan..!" Ajak kyai Mustafa sambil berjalan masuk ke kediaman bu Sofi. Bu Sofi dan yang lainnya mengikuti kyai Mustafa dari belakang, sementara Ihsan berjalan lemah di belakang ibu-ibu. Berkali-kali dia beristighfar menyesalkan apa yang sudah dia ucapkan. "Sayang... elo serius mau nikah sama pria itu?!! gue tau elo nggak bener-bener menyetujuinya!! dia bukan tipe elo!!" Ihsan berhenti mendengar kata-kata Bobby yang mengejar Aynur. "Terus kalau gue ga menyetujui, elo siap nglamar gue sekarang juga??!" tantang Aynur. "Sayang... merit itu ga gampang. Kita harus mapan dulu. Setelah gue lulus S2, gue bakal langsung lamar elo. Plisss... gue cinta sama elo She..." rengek Bobby sambil menahan lengan Aynur agar berhenti. "Cihhh!!! sekarang alesan mau kuliah, nanti 2 tahun lagi alesan cari kerja. Gue udah mapan Bob!! gue udah bilang berkali-kali, kita kembangin usaha gue bersama. Itu udah cukup!! alesan elo gak masuk akal!!" teriak Aynur. "Dia emang bukan tipe gue. Tapi gue bakal buktiin kalau gue bukan cewek hina seperti yang mama lo dan temen temennya bilang!! dan yang bikin gue tambah kecewa adalah fakta bahwa elo cuma bisa diem mendengar gue di hina. Sementara pria itu?? dia ga kenal gue tapi malah sampe segitunya ngebelain gue!! elo emang bener-bener PENGECUT BOB!!" Aynur melepas lengannya dari cengkeraman Bobby, kemudian ia masuk ke mobil dan menyuruh Somad menjalankan mobilnya menjauh dari rumah Bobby. Ihsan yang mentap Bobby dan Aynur dari kejauhan hanya mampu menelan ludah. "Ya Allah.. Seperti itukah jodohku?? jika memang benar, maka berilah hamba kekuatan untuk menghadapi ini semua..." pintanya lirih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN