Perasaan Yang Mulai Tumbuh

1280 Kata

Ihsan berdiri menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Saat itu baru pukul 03.15, tapi dia sudah rapi mengenakan kemeja koko, sarung serta pecinya. Pagi ini Ihsan ada jadwal mengisi kultum di pondok pesantren milik mertuanya. Ihsan mengetuk pintu kamar Aynur. Namun tak ada jawaban, ia mencoba memutar gagang pintu yang tak terkunci. Kamar Aynur hanya bercahaya redup, wanita itu tampaknya masih tertidur pulas. Ihsan mendekat, ia lalu berjongkok di samping ranjang menatap wajah cantik istrinya. Memori semalam kembali terlukis jelas di benak Ihsan, membuat senyumnya mengembang. Perasaannya sungguh bahagia. "Saat ini aku tak bisa mengartikan perasaan ini. Semoga Kau tak keberatan menjalani semua ini seperti air yang mengalir. Aku senang bersamamu Aynur..." Ihsan bergumam lirih, menyelipkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN