"Silahkan masuk, Ma." Ujar Sena mempersilahkan Maya, setelah berusaha mengondisikan diri dalam beberapa detik. Maya pun masuk, melewati Sena begitu saja. Wanita paruh baya itu berkeliling – keliling dan mengamati apartemen Sena yang mungil. "Papa, Kak Tya dan Mas Rayyan, silahkan masuk. Maaf apartemen Sena kecil." "Kamu apa kabar, Nak?" Tanya Septian dan melangkah mendekati Sena. Pria paruh baya itu langsung menarik Sena ke dalam pelukannya dan mengusap surai panjang putrinya. "Baik, Pa. Papa sehat kan?" Septian melepaskan pelukannya dan mengangguk, "Papa senang bisa melihatmu," Sena hanya mengulum senyumnya. "Silahkan masuk dan duduk, Pa." Septian memasuki rumah putrinya, di susul Cintya dan Rayyan; mereka duduk di sofa yang ada di ruang tengah. "Sena mau ganti baju dulu. Nggak pap