"Temannya saja model begitu. Benar saja kalau dia salah pergaulan." Sejak Sena sadarkan diri, entah sudah ke berapa kali Maya; ibunya mengeluarkan kalimat pedas. "Jangan menghina Jessy, Ma." Maya menatap Sena yang sejak tadi juga membela Jessy. Maya sampai tidak pernah habis pikir dengan kelakuan anak bungsunya itu. "Kamu sadar tidak sudah mencoreng nama baik keluarga?" Sena menunduk. Tak ada kalimat pembelaan yang keluar dari bibirnya. "Gara – gara kamu juga, Tya hampir celaka! Kalau sampai kakak kamu kenapa – kenapa. Lebih baik kamu pergi. Mama sudah capek lihat wajahmu." "Ma!" Kali ini Septian; Papanya menegur Mama. "Apa? Mau marah? Aku ya yang seharusnya marah itu, Mas. Anakku celaka karena anak sialan ini! Ibu sama anak kelakuannya sama – sama Jalang. Aku menyesal membesarkannya k