9. Bertepuk Sebelah Tangan

1076 Kata
Jason keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap, Jason melihat Sienna tertidur di atas ranjang dengan pakaian yang sudah lengkap juga dan sudah berganti. Meskipun sore menunjukkan pukul 6. Tapi, Sienna belum bangun dan ia juga belum menyerap sesuatu. Jason ingin membangunkannya agar mau makan dulu lalu melanjutkan tidur, sementara layanan kamar sudah datang dan sudah menata makanan di atas meja, terlihat banyak menu makanan dan lilin juga tinggal di nyalakan agar suasana romantis terasa meskipun tidak akan ada malam pertama di antara mereka berdua. Jason duduk di tepian ranjang dan menatap wajah Sienna, memandanginya dengan seksama dan wanita itu tidur masih terlihat begitu cantik. Jason selalu menolak wanita yang datang sendiri merayunya, Jason selalu menolak ketika El mau memperkenalkannya dengan seorang wanita dan Jason selalu beralasan bahwa ia masih belum siap untuk mengenal cinta, sementara jawabannya hanya satu, ada hati yang ia jaga. Sampai saat ini setelah berteman selama dua tahun, cintanya masih bertepuk sebelah tangan, Jason masih dengan sabar menghadapinya, masih dengan sabar menunggu dan tidak pernah menyerah pada perasaannya sendiri, karena ketika ia mencintai seseorang, ia akan menjaganya dengan baik, meskipun tidak akan mendapatkan balasan yang sama, cinta bertepuk sebelah tangan adalah cinta yang tidak memiliki timbal balik, dimana Jason mencintai dan menyayangi Sienna yang tidak mencintainya kembali. Cinta seperti ini sangat menyakitkan baginya, karena itu artinya perasaannya tidak akan mendapatkan balasan yang sama. Tapi, hati Jason tetap untuk Sienna, meskipun banyak wanita cantik yang lebih menyambutnya dibandingkan Sienna. Cinta Jason begitu besar, tahta cintanya mengalahkan tahta cintanya kepada kedua orangtuanya, ketika Jason membuat kesalahan atau tidak, Jason akan selalu menjadi pihak yang meminta maaf pada Sienna. Ketika Jason merasa membuat Sienna merasa tidak nyaman, ia buru-buru meminta maaf pada gadis itu. Semua konflik yang terjadi di antara mereka, Jason akan selalu menganggap dirinya sebagai pihak yang salah. Sienna pernah berulang tahun, meskipun Sienna tengah merayakan ulang tahunnya bersama Degard, namun Jason tetap merasa bersalah karena ia tidak menemani Sienna malam itu, meskipun ia merasa bersalah dan tidak merayakan ulang tahun Sienna, tapi Sienna terlihat bahagia bersama Degard, bahkan Sienna tidak mengingatnya. Jason tidak marah tapi malah meminta maaf kepada Sienna karena Jason tidak datang ke acara ulang tahunnya meskipun Sienna tidak memikirkannya sama sekali dan menganggap bahwa kehadiran Jason tidak ia harapkan. Jason selalu berada di pihak yang salah meskipun ia dikecewakan dan di tolak setiap waktu. Jason tidak pernah meninggalkan Sienna, ketika Sienna mendapatkan masalah yang selalu ada untuk gadis itu adalah dirinya, Sienna pernah di rampok dan yang pertama kali datang untuknya adalah Jason bukan kekasihnya, sementara Degard lebih dulu mengangkat telponnya. Hanya saja Sienna tidak menyadari betapa Jason cinta dan menyayanginya dan selalu menjadikan dirinya prioritas utama. Kasih sayangnya melebihi apa pun di dunia ini. Jason terus memandangi wajah istrinya lalu Sienna bergerak gelisah karena merasakan perutnya berbunyi halus, Jason tertawa kecil ketika mendengar suara perut Sienna yang menderu, meskipun bunyinya halus, tapi tetap saja terdengar karena jAson dekat sekali dengan tubuh Sienna. Sienna membuka pejaman matanya dan melihat Jason tertawa. Sienna menautkan alisnya ketika melihat Jason tertawa dan duduk di sampingnya. “Xav, kamu menertawaiku?” tanya Sienna bangun dari pembaringannya dan duduk dihadapan Jason. “Aku tidak mendengar apa pun, San,” geleng Jason membuat Sienna memicingkan mata.” “Memangnya apa yang kamu dengar?” tanya Sienna. Jason menggelengkan kepala. “Aku bertanya, apa yang kamu tertawai?” tanya Sienna tidak menyadari jika suaminya itu mendengar suara perutnya yang menderu hebat. “Ayo bangun, sudah ada layanan kamar, lihat semua makanan sudah datang,” tunjuk Jason pada meja bundar di depan mereka. “Wah. Kamu memang memahamiku, Xav,” seru Sienna lalu turun dari ranjang. Sienna lalu melangkah dan menuju meja bundar, duduk di hadapannya dan mendongak menatap Jason. “Xav, ayo kita makan bersama, aku benar-benar lapar,” kata Sienna membuat Jason mengangguk dan melangkah lalu duduk dihadapan Sienna. “Kamu sudah menyiapkannya dan ketika aku bangun, aku tergugah oleh wanginya,” kata Sienna. “Pantas saja perutku berbunyi.” Jason senang pada satu hal, jika Sienna selalu apa adanya di depannya, tidak berusaha terlihat anggun didepannya, dan Jason tahu semua sifat asli Sienna. “Kamu pasti lapar sekali,” kata Jason. “Tentu saja,” angguk Sienna. “Ya sudah. Kamu makan gih, dan habiskan semuanya.” Sienna mengangguk dan berkata, “Ayo makan bersama, Xav.” “Baiklah. Aku akan menemanimu makan,” kata Jason. Sienna tertawa kecil dan menikmati makanan yang sudah di sajikan didepannya. Makanan hotel memang mahal dan satu piring di sediakannya sedikit dan satu kali memasukkan dimulut saja. Sienna terbatuk-batuk, Jason langsung menuangkan air putih ke gelas kosong dan memberikannya kepada Sienna. “Pelan-pelan, San,” kata Jason. Sienna menganggukkan kepala. “Astaga. Aku terlalu lapar hingga buru-buru makannya,” kekeh Sienna. “Ayo lanjutkan. Tidak usah khawatir kepadaku.” Jason mengangguk. “Setelah ini kamu mau jalan-jalan kemana?” “Nonton saja bagaimana?” “Nonton di bioskop?” “Nonton di kamar saja.” “Baiklah,” angguk Jason. “Aku harus bertemu El dulu, kamu mau ikut?” “Kamu mau bertemu El? Aku ikut kalau begitu,” jawab Sienna berubah semangat. Jason menautkana alisnya dan bingung dengan semangat Sienna yang berubah, tadinya mau di kamar saja dan sekarang mau ikut dengannya ketika ia mau bertemu dengan El. Apa maksudnya? Apakah Sienna punya perasaan pada El? Apakah pertemuan mereka kala itu menaruh hati di antara keduanya? Jason berusaha membuang pikirannya itu dan tidak memikirkan hal itu lagi, Jason hanya akan menyakiti dirinya sendiri, jika Sienna menyukai El, mau bagaimana lagi, karena perasaan itu akan selalu ada meskipun jason berusaha menghindarkan mereka. “Kenapa kamu begitu semangat ketika aku mau bertemu El?” tanya Jason menatap wajah Sienna dan mengunyah makanannya pelan. “Hem? Oh aku pikir kamu mau menemaniku nonton, karena itu aku mau ikut denganmu saja, aku tidak mau sendirian di hotel,” jawab Sienna membuat Jason berusaha percaya kepada perkataan Sienna. “Baiklah. Setelah makan, kamu bisa ganti baju, mandi dulu tapi,” kata Jason. Sienna menganggukkan kepala. “Apakah kita akan menginap di sini?” “Tentu saja, bukankah itu yang nenek katakan kepada kita?” “Ah nenek-nenek malah lebih antusias,” kekeh Sienna. “Jadi, kamu tidak keberatan menginap di sini?” tanya Jason menatap wajah Sienna. “Aku tidak keberatan. Bukankah kita pernah berada di ruangan yang sama?” “Baiklah,” angguk Jason. “Jangan bilang mereka lagi mengawasi kita,” kata Sienna. “Semoga saja tidak.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN