Vino tertawa mendengar ucapan polos kekasihnya. jika saja Vino tau kalau gadis dihadapannya itu tergoda dengan ayam panggang yang di belinya siang tadi, mungkin Vino akan memberikan satu bagian ayam dari lima bagian yang dia pesan untuk Bunda dan Fanya. Benar, ayam panggang yang Vino pesan itu merupakan ayam panggang kesukaan Bunda dan Fanya. pria itu dengan sengaja membelikannya agar dirinya tidak terkena amukan dari sang Bunda, karena dia tidak menjaga rumah selama mereka pergi. "yaudah, nanti sampai rumah kita makan ayam itu bareng Bunda dan Fanya. Okeh?" ujar Vino masih dengan sisa tertawanya. Aqeela menganggukkan kepala masih dengan wajah cemberut nya. kemudian gadis itu memandang lurus kearah gedung-gedung pencakar yang ada di hadapannya yang di hiasi lampu-lampu indah dari masi