Sera, gadis berusia awal dua puluhan yang terpaksa menikah karena wasiat terakhir ibunya. Tidak ada kesempatan untuk menolak. Semua kejadian begitu cepat sampai Sera bingung.
Menikah dengan seseorang yang baru pertama kali dia temui, tidak pernah ada dalam bayangan. Tak berselang lama, ibunya yang menjadi korban tabrak lari mengembuskan nafas terakhir.
"Gue mana mau nikah sama elo yang jelek, bisa dan tuli? Coba lo pikir pake otak kosong lo itu!"
Sera, dia memang terlahir tidak sempurna. Tidak bisa menggunakan mulutnya untuk berbicara seperti manusia pada umumnya.
"Dasar kampungan! Mana mau mas Dimas nikah sama elo, kalau bukan karena desakan ibu lo yang udah mati itu?"
"Nih, cuci piring. Jangan cuman bisa duduk aja. Jadi berguna dong."
Tinggal di kediaman mewah keluarga suaminya, membuat Sera nelangsa. Bukan dianggap menantu, tapi malah seperti pembantu. Hinaan dan cibiran tidak pernah absen setiap harinya.
"Suatu saat, kalian yang akan menyesal. Berlutut memohon maaf karena sudah memperlakukan aku dengan buruk! Dan saat itu terjadi, semua tak lagi sama."
Sera sudah salah menuruti permintaan mendiang ibunya. Bukan kebahagiaan yang dia dapatkan, melainkan hanya penderitaan.
Cover
Vector : Vector image oleh Open Clipart - Vectors.
Font : Tomoyo TH, veles, gaegu light
Edited on canva