Bukan soal apa yang menjadi bahan taruhan, tetapi ini soal harga diri. Imdad tidak akan membiarkan dirinya kalah dari Rajputana. Ia mengambil senapan laras panjang yang sebelumnya digunakan Rajputana dan mengisinya dengan bubuk mesiu. Setelah bubuk dipadatkan, Imdad mengarahkan moncong senjata itu ke boneka jerami dan ia menembak. Dor! Bola peluru menembus lubang yang sama dengan yang dibuat Rajputana ditambah boneka itu terjungkal, patah dari kayu penyangganya. Sir Robert Lanchester kembali dibuat terpesona oleh kemampuan anak muda India. Ia bersorak penuh semangat sambil bertepuk tangan. “Bravo! Bravo!” Imdad mengulum senyum dan menurunkan senapan. Ia melirik pada Rajputana untuk melihat reaksinya. Rajputana semringah dengan sebelah kening terangkat saat matanya menyeret tajam. Ia