Part 11 [Reaksi yang menimbulkan kecurigaaan]

2097 Kata
Dulu, jika akan pergi ke pesta, maka Laura harus bersiap-siap seorang diri, tapi sekarang Laura hanya perlu duduk saja. Ada seseorang yang membantunya memakai gaun, merias wajahnya, menata rambutnya, memasangkan aksesoris, bahkan sampai membantunya memakai sepatu. Seumur hidup Laura, ini adalah pertama kalinya ada banyak barang mahal dari brand terkenal yang melekat di tubuhnya. Laura menatap pantulan dirinya di cermin dan penata rias mengatakan ia terlihat sangat cantik malam ini. Itu adalah pujian yang baik, tapi Laura hanya menunjukkan senyum palsu untuk menghargai pujian dari orang lain. Seharusnya, kakaknya yang ada di posisinya sekarang, tapi seperti inilah kenyataannya saat ini. "Ingat, jangan tunjukkan wajah cemberutmu di depan banyak orang atau kau akan akibatnya." Laura kembali mengingat ucapan Anna yang membuatnya berusaha menarik kedua sudut bibirnya untuk terlihat tersenyum. "Aku bahkan harus hidup dalam kepura-puraan sekarang. Harus seberapa menyedihkan lagi hidupku?" ucap Laura pada dirinya sendiri. Setelah waktunya tiba, Laura keluar dari ruangan tempatnya bersiap-siap. Ayah dan ibu mertuanya sudah pergi lebih dulu, begitu juga dengan Devian. Laura pergi menemui Darrel yang telah menunggunya dengan penuh keterpaksaan, Laura yakin dengan hal itu. Saat Laura muncul di depannya, Darrel tidak bisa mengalihkan pandangannya selama beberapa saat karena Laura terlihat sangat cantik, bahkan jika ia tidak ingin mengakui hal itu. Namun, Darrel langsung mengubah ekspresinya menjadi dingin dan mengajak Laura langsung pergi tanpa menggandeng tangannya. *** Hadir di tengah-tengah pesta yang dihadiri oleh para kalangan kelas atas membuat Laura merasa asing di sini. Laura tidak mengenal siapa pun di sini, jadi ia tidak bisa bicara pada siapa-siapa, dan tidak ingin melakukan itu juga. Laura hanya berdiri di sebelah Darrel dan menggandeng tangan pria itu untuk sebuah pencitraan seolah ia dan Darrel adalah pasangan yang bahagia. Laura juga harus membuat raut wajah seolah sangat menikmati pesta ini dan untuk menyembunyikan ketidakberuntungannya. Laura masih tidak mengerti kenapa ia harus melakukan semua ini. "Istrimu sangat cantik, tapi aku masih terkejut dia adalah orang yang berbeda." Seorang pria yang memegang gelas berisi minuman baru saja bicara pada Darrel, walau Darrel terlihat tidak tertarik untuk bisa bicara dengan pria itu. Pria itu adalah Alex, anak dari salah satu kolega ayah Darrel. Ayah mereka mungkin berteman baik, tapi tidak dengan Darrel dan Alex. Darrel dan Alex lahir di tahun yang sama, satu sekolah dari SD sampai SMA, mereka berhubungan dengan sangat baik dan sangat dekat, tapi tidak lagi setelah terjadi masalah saat masa sekolah SMA. Dulu, tersebar rumor bahwa Alex adalah anak wanita simpanan dan Alex meyakini kalau Darrel adalah orang yang menyebarkan rumor itu karena di sekolah hanya Darrel yang tahu bagaimana kondisi keluarganya. Darrel sudah berulang kali mengatakan tidak melakukan itu, tapi Alex tidak percaya dan malah memukuli Darrel. Lalu, setelah beberapa waktu diketahui kalau yang menyebarkan hal itu adalan mantan pacar Alex yang diam-diam mengetahui asal usulnya. Hubungan Alex dan Darrel telah begitu buruk saat itu dan mereka sama-sama terlihat tidak ingin memperbaikinya, walau jauh di dalam hatinya Alex ingin memperbaiki kesalahannya. "Aku Alex." Alex mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Laura. "Aku Laura." Laura menyambut uluran tangan Alex dan memperkenalkan diri padanya. "Kau adiknya Sarah, kan?" tanya Alex. "Ya," jawab Laura singkat. Laura tidak tahu apa pentingnya menanyakan hal itu. "Apa pentingnya hal itu?" Darrel mengeluarkan pertanyaan yang ada di benak Laura. "Aku hanya bertanya saja. Tapi, apa ini adalah hal yang benar? Menunggu sembari mencari seseorang jauh lebih aman dari pada mengambil langkah seperti ini," balas Alex. "Apa mengurusi hidup orang lain adalah hal yang benar?" Darrel balik bertanya pada Alex. "Aku akan pergi," ucap Alex. Laura tidak tahu apa saja yang Alex ketahui tentang alasan di balik pernikahannya dengan Darrel dan seperti apa hubungan mereka. Laura juga tidak peduli. Sudah terlalu melelahkan untuk peduli pada hal yang bukan urusannya. "Berengsek!" gumam Darrel. "Aku akan ke toilet." Laura berhenti menggandeng tangan Darrel dan setelah itu pergi. Saat Laura pergi, Darrel mendekat pada kakaknya yang sedang bicara dengan Cindy dan juga ayah Cindy. Darrel sebenarnya tidak ingin mendekat, tapi tadi Cindy, calon tunangan kakaknya memanggilnya dan merasa tidak enak jika tidak ke sini. Darrel tidak tertarik dengan apa yang mereka bicarakan, sampai akhirnya kakaknya mengatakan sesuatu padanya. "Di mana Laura?" Devian bertanya pada Darrel. Darrel baru menyadari kalau ini sudah cukup lama sejak Laura mengatakan akan pergi ke toilet, tapi Darrel juga tidak ingin terlalu peduli. "Dia ke toilet." Dan Darrel menjawab dengan santai. Tidak lama setelahnya, semua perhatian tertuju pada ayah dan ibu Cindy. Ayah Cindy mulai bicara untuk menyapa semua tamu yang datang. Ayah Cindy terus bicara, kali ini untuk menyampaikan rasa syukurnya karena masih bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-60 tahun dalam keadaan yang sehat dan penuh dengan kebahagiaan. Dan di tengah kebahagiaan ini, ayah Cindy ingin memperkenalkan seseorang yang penting dan akan segera menjadi bagian dari keluarganya, lalu nama Devian disebut sebagai calon tunangan Cindy. Devian yang mendengar hal itu terlihat terkejut. Devian memang dijodohkan dengan Cindy, tapi tidak ada yang memberitahunya tentang pegumuman sebesar ini padanya. Devian bahkan merasa belum memberikan pernyataan pasti tentang perjodohan ini, tapi sekarang dirinya telah diperkenalkan sebagai calon tunangan Cindy. Devian terlihat ingin protes, tapi ayahnya memberikan isyarat tidak terbantahkan, memintanya untuk tidak mengatakan apapun, lalu maju ke depan bersama Cindy untuk berdiri bersama ayah dan ibu Cindy. Devian tidak boleh melakukan apapun yang bisa mengacaukan pesta. Di tengah keterkejutan dan keterpaksaan Devian atas pengumuman itu, Darrel terlihat sibuk menatap sekelilingnya karena sampai sekarang Laura belum kembali dari toilet. Darrel tidak ingin peduli, tapi menurutnya ini sudah terlalu lama dan entah apa saja yang Laura lakukan di dalam sana. Darrel akhirnya memutuskan untuk pergi melihat apa saja yang Laura lakukan. Langkah Darrel terhenti sebelum tiba di toilet, sebab ia melihat Laura yang terlihat begitu sibuk dengan Alex. Mereka terlihat begitu dekat, sangat dekat hingga Darrel berpikir kalau orang-orang yang melihat hal ini akan mengira mereka akan berciuman. Mereka sungguh terlalu dekat untuk dua orang yang baru pertama kali bertemu. Dengan ekspresi yang terlihat penuh kemarahan, Darrel berjalan ke arah Laura dan Alex. Darrel menarik Alex menjauh dari Laura dan tanpa ragu langsung memberikan pukulan di wajah Alex, ini mirip seperti dulu bagaimana Alex menarik Darrel dan memukulnya. "Apa yang kau lakukan?!" Laura tidak habis pikir dengan apa yang Darrel lakukan. Pria itu bisa memukul orang lain dengan sangat mudah. "Apa kau mencoba untuk membuat masalah lagi denganku?" ucap Darrel pada Alex sembari mencengkeram kerah bajunya. Darrel tidak peduli pada Laura yang mencoba menghentikannya. "Aku hanya membantunya. Rambutnya tersangkut di antingnya dan aku membantu melepaskannya." Alex mencoba menjelaskan semuanya pada Darrel sembari melepaskan cengkeraman tangan pria itu. Alex pikir, Darrel tidak akan peduli jika Laura dekat dengan pria lain, tapi reaksinya sangat di luar dugaan. "Ada apa denganmu? Kenapa kau bisa memukul orang lain dengan begitu mudahnya? Aku tidak tahu kenapa sangat sulit untuk melepaskan rambutku yang tersangkut dan aku tidak melihat siapa pun, lalu aku keluar dan dia membantuku. Apa aku juga tidak boleh meminta bantuan?" ucap Laura. Pandangan Darrel beralih pada Laura dan memang benar kalau rambutnya tersangkut di antingnya. Tapi, dari sekian banyak orang di tempat ini, kenapa harus Alex yang bersamanya? "Kau pikir, dia tidak pernah memukul orang lain seperti yang aku lakukan? Pria ini, dia lebih buruk dari yang bisa kau pikirkan," balas Darrel. "Aku tidak peduli dia baik atau buruk, karena dia tidak menyakitiku." Laura pergi setelah mengatakan itu pada Darrel. Alex sempat menatap Darrel selama beberapa saat dan setelah itu pergi sembari mengusap sudut bibrnya yang terlihat mengeluarkan darah. Sedangkan Darrel masih berdiri di tempatnya, merasa sangat kesal, tapi masih mencoba menahan dirinya. Darrel benar-benar tidak mengerti tentang kenapa akhir-akhir ini ada begitu banyak hal yang selalu membuatnya marah atau kesal, yang terbesar adalah fakta kalau sampai detik ini pencarian Sarah masih belum membuah hasil. Entah pria mana yang membawa Sarah pergi sampai bisa bersembunyi sebaik ini. *** "Apa-apaan tadi? Ayah dan Ibu sudah tahu hal itu, tapi tidak bicara apa-apa padaku dulu. Aku bahkan belum mengatakan menyetujui perjodohan itu!" Devian terlihat sangat kesal setelah kembali dari pesta itu. Pengumuman bahwa ia adalah calon tunangan Cindy sama saja seperti mengesahkan perjodohan itu dan hal itu membuat Devian kesal, bahkan ia tidak bisa melakukan apa-apa agar tidak membuat malu siapa pun. "Semua sudah diputuskan demi kebaikanmu. Cindy adalah wanita yang tepat untukmu dan dia dari keluarga baik-baik. Menikah dengannya akan baik bagimu dan bagi keluarga kita. Apa kau tidak percaya pada kami dalam memilihkan pasangan hidup untukmu?" ucap Anna yang saat ini berdiri di depan Devian, sedangkan suaminya duduk di sofa sembari melepaskan jasnya. "Baik untuk perusahaan, kan? Aku yang akan menghabiskan sisa hidupku dengannya, lalu kenapa aku tidak bisa memilih sendiri siapa yang akan aku jadikan istri? Kenapa kalian selalu mengatur hidupku, tapi tidak bisa melakukan hal yang sama pada Darrel?" "Ayah menyesal tidak melakukan hal yang sama pada Darrel." Liam dengan cepat membalas ucapan Devian dan saat ini juga sudah berdiri di depan anaknya itu. "Kebebasan yang ayah berikan pada Darrel telah membawa bencana ke dalam keluarga kita. Keluarga kita harus menanggung rasa malu karena wanita pilihan Darrel dan ayah tidak ingin terjadi hal yang sama," ucap Liam lagi dan kali ini penuh dengan penekanan. "Kami tidak ingin kau salah memilih seperti yang Darrel lakukan. Membawa wanita rendahan ke dalam keluarga kita, lalu akhirnya hanya membuat kita malu. Cukup sekali saja hal seperti itu terjadi." Anna menambahkan. Di saat bersamaan, Laura tiba di rumah bersama Darrel. Laura mendengar bagaimana kakaknya disebut wanita rendahan. Laura marah pada kakaknya atas semua masalah ini, tapi ia tidak bisa menerima jika kakaknya disebut sebagai wanita rendahan. Namun, pada akhirnya tidak ada yang bisa Laura katakan untuk membela kakaknya. Laura hanya bisa terdiam di tempatnya dan Darrel ada di sebelahnya. "Ibu, jangan menyebut seseorang seperti itu," ucap Devian. "Sebutan itu pantas untuknya. Sarah memang wanita rendahan yang membawa masalah pada keluarga kita dan juga Darrel. Dia wanita rendahan yang tidak tahu diri!" Anna kembali merendahkan Sarah dan ini membuat Devian terlihat sangat marah. "Berhentilah menyebutnya w************n, Bu. Sarah tidak seperti itu karena aku sangat mengenalnya." Devian menekankan kalimatnya, seolah ingin mengatakan pada seluruh dunia kalau Sarah adalah wanita terhormat dan ia yang paling tahu tentang hal itu. Darrel yang melihat hal itu tidak mengatakan apapun, tapi tidak bisa menyembunyikan ekspresi bingung dan keterkejutannya karena kakaknya yang terdengar jauh lebih mengenal Sarah dibandingkan dengan dirinya. "Ada apa denganmu? Wanita itu menyakiti adikmu dan mempermalukan keluarga kita, lalu kau masih membelanya?" Anna menatap Devian dengan tatapan tidak percayanya. Walau semua terlihat terkendali, tapi pada kenyataannya sulit bagi Anna untuk menghadapi masalah ini. Ketika ada yang bertanya tentang apa yang terjadi hingga Sarah tiba-tiba digantikan oleh Laura, Anna merasa tersudutkan dan tidak tahu harus menjawab apa. Belum lagi ketika ada seseorang yang di depannya bersikap sangat baik, tapi di belakangnya justru membicarakannya tentang aib yang coba disembunyikan keluarganya. "Karena Sarah memang bukan wanita seperti yang Ibu katakan." Dan Devian masih bersikeras dengan keyakinannya. Liam tidak mengatakan banyak hal saat melihat istri dan anaknya sedikit berdebat tentang Sarah, tapi walau begitu, tatapan Liam tidak pernah teralihkan dari Devian yang begitu bersikeras membela Sarah. Liam merasa sikap seperti itu lebih pantas ditunjukkan oleh Darrel atau Laura, tapi Darrel pasti terlalu kecewa hingga tidak ingin berkomentar apapun tentang Sarah dan Laura mungkin terlalu takut atau malu untuk membela kakaknya. Lalu, kenapa Devian melakukan itu? Padahal Liam meyakini kalau Sarah dan Devian tidak begitu dekat satu sama lain. Devian hanya menganggap Sarah sebagai salah satu staf marketing di perusahaan dan kekasih adiknya. Mereka tidak sedekat itu, setidaknya begitulah yang terlihat. "Mari jangan membicarakan ini lagi. Ini sudah malam dan kita lelah, kan? Jadi, mari istirahat dulu," ucap Liam. "Tapi, Ayah, perjodohan itu ...." "Kita mungkin memiliki banyak hal untuk dibicarakan dan malam ini tidak akan cukup. Mari cari waktu yang lebih baik untuk bicara." Liam menyela kalimat Devian, lalu pergi ke kamarnya. Anna langsung menyusul suaminya. Darrel juga pergi ke kamar, sekarang hanya tersisa Devian dan Laura saja. Devian masih berdiri di tempatnya, menyadari kalau reaksinya tadi mungkin terlalu berlebihan. "Apa aku bisa mengatakan sesuatu?" Laura bicara pada Devian. Devian menoleh pada Laura dan berkata, "Apa?" "Apa Kakak sangat mengenal Kakakku? Apa kalian sangat dekat?" tanya Laura. Laura tidak pernah mendengar kakaknya begitu dekat dengan Devian. "Sarah adalah salah satu staf marketing di perusahaan yang aku kelola, jadi aku mengenalnya, dan menurutku dia orang baik. Hatimu pasti sangat sakit saat kakakmu direndahkan seperti tadi. Aku harap, apa yang aku lakukan bisa sedikit membantumu, karena aku yakin tadi ada hal yang tidak bisa kau katakan," ujar Devian dan setelahnya pergi untuk beristirahat. Devian terlihat terburu-buru pergi untuk berisitirahat seolah ingin menghindari sesuatu. Itulah yang Laura rasakan, tapi tidak mungkin bukan jika Devian menghindar untuk tidak bicara lagi dengannya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN