Suasana kantin hotel terlihat ramai karena waktunya para karyawan menikmati istirahat makan siang. Andrea ada di antara keramaian itu, namun ia justru duduk menyendiri. Matanya sayu dan terlihat berkantong akibat semalam sulit tidur. Apalagi penyebabnya kalau bukan memikirkan kejadian di rumah sakit. Perasaan yang bercampur aduk, bahkan masih tersisa sampai hari ini. Satu tangan milik Andrea tengah menopang wajahnya dan tangan yang satu mengaduk pelan makan siang yang tersaji di atas piring. Tatapan matanya sendu, seperti tidak memiliki gairah. Ditambah orang yang sedang ia tunggu, tidak kunjung datang. “Tata ke mana, sih? Dia yang ngajak makan siang di kantin, malah dia sendiri yang terlambat,” gumam Andrea. Meski tidak b*******h den tidak berselera makan, Andrea mencoba memasukkan sat