Menerima Semuanya

1008 Kata
Kini Manda merasa dirinya seperti bukan manusia lagi sekarang karena dirinya dari tadi di permalukan habis-habisan oleh Melisa di depan banyak orang, Manda menjadi sangat marah besar dengan Brian karena Brian dirinya harus menerima berbagai hinaan dan makian oleh karyawan-karyawan di perusahaan itu. Manda sudah tidak lahan lagi mendengar semua orang mengatai dirinya wanita jalang yang menjual dirinya kepada lelaki hidung belang, bahkan banyak yang menginginkan dirinya untuk lebih baik tidak hidup di dunia ini. "Mereka hanya bisa mengatakan yang mereka lihat dari luar saja, mereka tidak tahu bahwa hati ku sangat sakit menerima semuanya ini selama ini, merekalah yang seharus tidak pantas untuk hidup di dunia ini!" teriak Manda frustasi, untungnya dirinya berada lantai paling atas sehingga orang-orang tidak mendengar teriakannya saat ini. "Aku hanya ingin hidup dengan apa adanya, walaupun tidak ada orang yang mencintaku bahkan menyayangiku, aku hanya ingin hidup layaknya orang-orang yang di luar sana hidup bahagia menikmati masa mudanya dengan indah, apa aku tidak pantas mendapatkan semuanya itu? Apa aku telah melakukan dosa yang sangat besar selama ini? Hah! apa?!" teriak Manda lagi sambil mencengkram rambutnya dengan sangat kuat, ia tidak perduli lagi kulit kepalanya sakit karena rasa sakit itu tidak sebanding dengan hatinya sedang terluka saat ini. Manda pun menangis tersedu-sedu sambil terduduk di lantai yang sedikit kotor itu, lalu tangannya pun mengosok-gosok lehernya mengunakan kukuknya yang sedikit panjang itu berharap ia bisa menghapus jejak ciuman bisa menghilang dari lehernya, bahkan lehernya sampai terluka dan sedikit berdarah karena kukunya sendiri. "Ini, ini bukan kemaunku!" teriak Manda sambil mencengkram rambutnya, keadaan Manda saat ini benar-benar seperti orang gila sekarang. "Ibu, ayah! Tidakah kalian berusaha mencari dan menjemputku disini? Kalian tidak tahu bahwa aku sangat menderita disini, aku ingin memeluk kalian ayah ibu aku hanya ingin memeluk kalian!" ucap Manda menangis sekencang-kencangnya. "Apa kalian juga tidak mengingkan aku juga?" tanya Manda yang sudah kehilangan akal saat ini, sehingga dirinya pun berbicara tidak pantas. Saat Manda sedang asik menangis, tiba-tiba saja seorang laki-laki berdiri dihadapannya saat ini, lalu Manda pun berhenti sebentar menatap laki-laki itu. Ia melihat laki-laki tampan sedang menatapnya dengan penuh rasa kasihan padanya. "Topan!" ucap Manda dengan suara seraknya. "Ayo, berdirilah!" ucap Topan sambil mengulurkan tangannya, supaya Manda mengapai tangannya untuk bangun. "Jangan menangis lagi," ucap Topan sambil menghapus air mata Manda, lalu merapikan rambut gadis itu yang masih saja menangis dalam diam. "Kamu harus belajar menjadi wanita yang kuat, sehingga orang lain tidak berbuat seenaknya dengan kamu," ucap Topan menasehati Manda. "Aku tidak bisa," ucap Manda dengan jujur. "Orang lain bisa, kenapa dirimu tidak bisa, Manda? Kamu juga manusia dan mereka juga sama manusia, kita semuanya itu sama tidak ada bedanya, hanya saja sifat dan takdir saja yang berbeda," ucap Topan dan seketika Manda terdiam mendengarnya. "Tapi—" ucap Manda terpotong. "Sttt! Jangan membuatnya semakin mempersulit hidupmu, jadikan sebagai penyemangatmu berjuang untuk hidup dan jadikan sebagai tameng untuk mu bangkit berdiri dan buktikan bahwa kamu bisa, Manda!" ucap Topan dengan sedikit tegas dan perasaan Manda seketika menjadi sedikit tenang mendengar perkataan Topan saat ini. "Terima kasih, Topan. Aku akan mencobanya," ucap Manda sambil tersenyum kecil. "Baiklah, ayo kembali bersama ku dan jangan lupa untuk mengobati luka mu," ucap Topan. "Topan, sekali lagi terima kasih," ucap Manda dan Topan pun hanya membalasnya dengan senyuman saja. Sekarang Manda Topan pun kembali turun untuk memulaikan perkerjaan yang tertunda tadi, sedangkan Manda dirinya harus ketempat dimana dirinya harus membersihkan ruangan seperti biasa. Saat dirinya bertemu dengan orang-orang, Manda mendengar mereka membisikannya dengan sangat nyaring dan tentu saja itu di sengaja, supaya Manda sadar diri dengan posisinya saat ini. Tapi, saat dirinya kembali teringat dengan apa yang di katakan Topan saat di atas tadi, Manda pun menarik nafasnya lebih dalam lagi dan kemudian menghembuskan nafasnya dengan pelan, Manda ingin belajar mencobanya terlebih dahulu. "Aku akan mencobanya!" ucap Manda berusaha berbicara dengan sedikit tegas. Lalu Manda pun melanjutkan lagi langkahnya untuk segera melaksanakan pekerjaanya karena dirinya hari ini sangat telat berangkat bekerja. Saat Manda sangat asik menyapu, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang beradi belakangnya sehingga dirinya langsung saja terjatuh dan terduduk di pangkuan orang tersebut. "Sepertinya kamu sangat merindukan aku," ucap orang tersebut yang ternyata adalah Brian karena Dirinya baru saja menyelesaikan pertemuanya dengan kliennya dengan sangat tergesa-gesa. "Ah! Maafkan saya, Pak," ucap Manda yang masih saja duduk dipangkuan Brian dan bahkan Brian melihat Manda tidak ada ciri-ciri untuk bangun dari pangkuannya saat ini, sehingga Brian pun tersenyum menikmati kejadian itu. "Kau sangat menyukainya? Hem!" ucap Brian yang langsung saja memeluk pingang Manda dengan sangat erat, lalu membawa mereka berdua untuk bangun. "Pak, lepaskan tangan bapak!" bentak Manda dengan cukup nyaring mendengar itu, Brian sangatlah terkejut dengan keberanian Manda terhadap dirinya. Padahal selama ia kenal dengam Manda, gadis itu seorang gadis yang sangat lemah lembut. "Pak, tolong lepaskan saya!" ucap Manda berusaha memberontak, namun Brian tidak ingin mendengarnya sama sekali malahan Brian membawa Manda masuk kedalam ruang kerjanya saat ini dan menghempaskan tubuh Maya di sofanya. "Katakan! Siapa yang mengajarimu untuk berbicara dengan sangat lantang padaku?!" ucap Brian yang sudah berbicara non formal kepada Manda. "Itu bukan urusan bapak!" ucap Manda yang tidak ingin mengalah lagi dengan Brian, walaupun di hatinya sangat takut kepada Brian saat ini. "Oh! Jadi kamu sudah berani dengan ku, ya. Baiklah, aku ingin mencoba seberapa berani dan lantangnya kamu berbicara denganku!" ucap Brian dengan dingin. "Gawat!" gumam Manda di dalam hatinya yang sudah mulai gelisah karena takut akan terjadi sesuatu padanya. "Manda, kamu saya pecat dari pekerjaan mu!" ucap Brian dan seketika Manda melotot tidak percaya mendengarnya. "Pak! Bukankah saya sudah melakukan pekerjaan saya dengan baik? Kenapa bapak malah memecat saya?" ucap Manda yang langsung saja berdiri. "Ternyata kamu memang sudah berubah! Cepat kembali lah seperti Manda yang aku kenal selama ini, aku tidak menyukai gadis galak seperti ini!" ucap Brian dengan jujur dan senyuman Manda seketika mengembang, ia sangat bersyukur jika Brian tidak menyukai sifatnya seperti itu. Jadi, ia bisa bebas lagi dari Brian dan ia berharap Brian tidak lagi mengerjainya seperti hari-hari sebelumnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN