Manda Yang Penasaran

1021 Kata
Saat Manda ingin beranjak pergi keluar mengambil penyedot debu khusus untuk membersihkan ruangan CEO, tiba-tiba saja Brian memerintahkan Manda untuk berhenti. "Jangan memakai suara berisik itu, pakai sapu saja!" ucap Brian. Karena dirinya ingin mengerjai Manda dan supaya Manda lebih berlama-lama di ruangannya. "Tapi—" ucap Manda terpotong. "Berhentilah protes! Cepat kerjakan apa yang aku perintahkan!" bentak Brian. "Dasar pemarah!" gumam Manda dalam hatinya, ingin rasanya ia melempar sepatunya di wajah Brian saat ini juga saking kesalnya Manda dengan bosnya itu. "Bersih di bagian sini!" tunjuk Brian yang berada di bawah meja tempat ia duduk dan dengan ragu Manda pun menghampiri Brian dengan membawa sapu di tangannya. Manda melihat sebentar ke arah bosnya itu, ia berharap bosnya itu bisa pergi sebentar saat dirinya membersihkan tempat itu, namun ia melihat bosnya itu malah menatapnya dan duduk bersantai sekarang. "Cepat bersihkan!" ucap Brian dengan dingin dan Manda pun hanya menghembuskan nafasnya dengan pelan, berusaha untuk tetap tenang dan tidak ingin memprotes karena Manda dengan posisinya saat ini. Lalu, Manda pun mulai membersihkan di bawah meja milik bosnya dengan sangat hati-hati, ia takut jika membuat kesalahan akan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri, saat membungkuk kebawah Manda tidak sengaja menatap tempat dimana Brian yang sedang duduk saat ini. Manda seketika menjadi salah tingkah melihat bagian benda menonjol di balik celana Brian, Manda yang tidak ingin terus berpikiran hal yang kotor seketika mengeleng-gelengkan kepalanya supaya cepat sadar dari pikiran kotornya itu. Ketika Manda membukuk menghadapi dirinya. Manda tidak tahu, bahwa Brian diam-diam menikmati belahan dadanya dari tadi, Brian meihat belaha d**a kenyal itu sangat mengodanya, bahkan tangannya sudah sangat gatal ingin meremas belahan tersebut. "Berdirilah!" perintah Brian dan seketika Manda langsung berdiri, namu tiba-tiba bokongnya tersengol meja kerja milik Brian, sehingga langsung saja telungkup di paha Brian. Bahkan wajah Manda tidak sengaja mengenai benda yang terasa sangat keras di dalam celana milik Brian, merasakan hal itu seketika Brian mendesah kenikmatan dengan tidak sadar lagi. Sedangkan Manda semakin menjadi salah tingkah dan sangat malu karena jatuh di bagian yang tidak tepat. Brian merasa Manda yang tidak cepat beranjak pergi dari pangkuannya, membuat Brian hanya menutup mata sambil melihat ke atas langit-langit karena hampir tidak tahan ketika Manda menyentuh miliknya. "Apa kau ingin aku menikmati tubuh lagi, hah?!" kesal Brian dan seketika Manda langsung saja berdiri, namun parahnya Manda tidak sengaja berdiri memegang milik Brian lagi, sehingga Brian pun kembali mendesah tidak tahan. Brian yang sudah dikuasai gairah yang tidak dapat ia tahan lagi, seketika menarik Manda kembali dan mendudukan Manda di pahanya, Manda yang merasakan hal itu membuat detak jantungnya seketika berdetak dengan sangat cepat. Bahkan tubuhnya terasa panas dan terasa tersengat listrik sekarang. Tatapan kedua orang itu bukanlah tatapan benci ataupun tatapan orang yang sedang jatuh cinta. Melainkan tatapan yang sama-sama menginginkan sesuatu yang membuat tubuh keduanya terasa sangat memanas tadi. Tanpa aba-aba lagi, Brian langsung saja melumat bibir Manda dengan sangat ganas, bahkan Manda tidak dapat mengimbangi ciuman Brian saat ini, bahkan tangan Brian sudah mulai perlahan-lahan membuka kancing baju milik Manda karena dirinya sudah tidak tahan lagi untuk kembali merasakan benda kenyal itu. Perlahan-lahan ciuman Brian turun kebawah menuju leher jenjang milik Manda dan membuat tanda kemerahan bercampur ungu di leher Manda. Brian berhenti sebentar dan menatap benda kenyal yang sudah ada di depan matanya saat ini, betapa indah dan sangat membuat dirinya semakin mengairahkan sejarang. perlahan-lahan Brian menyentuh benda kenyal tersebut, lalu dirinya mendengar Manda mendesah kenikmatan saat ini, semakin membuat Brian meremas dengan sangat kuat dan akhirnya Manda mendesah cukup nyaring karena remasakan tangan Brian ke miliknya membuatnya sangat kenikmatan. "Pak! Pak!" panggil Manda, namun Brian tidak memperdulikan panggilan Manda. "Pak! Pak!" ucap Manda lagi dengan cukup nyaring dan seketika Brian tersadar dari lamunannya. "Ada apa?" tanya Brian kesal. "Bapak minggirlah sebentar! Saya ingin membersihkan di bawah sebelah bagian pojokan itu!" tunjuk Manda dan Brian langsung saja beranjak pergi dengan sangat kesal karena Manda sudah menganggu dirinya sedang menghayal. "Kenapa dia menganggu saja?!" kesal Brian yang langsung duduk di sofa, lalu merebahkan dirinya. Brian ingin kembali menghayal lagi, namun sudah tidak mood lagi karena ulah Manda. "Kenapa tidak melakukannya saja dengan langsung, yah?" gumam Brian dalam hatinya. "Tapi, apa dia mau? Bahkan ketika aku menikmatinya, dirinya masih perawan saja dan terlihat sangat kaku, tapi aku sangat menyukai hal itu. Ah! Kapan aku bisa melakukan permainan panas itu lagi?" gumam Brian lagi dalam hatinya. Hatinya sangat gelisah saat ini karena nafsunya belum bisa ia lampiaskan, rasanya ingin sekali Brian melampiaskan itu kepada Manda sekarang juga. "Apa belum selesai?" tanya Brian dengan nyaring. "Sudah, Pak," jawab Manda. "Baiklah, sekarang keluar dari ruangan saya!" ucap Brian dengan dingin, entah kenapa Manda merasa bosnya itu sikapnya berubah-ubah dari tadi. "Cepat pergi!" bentak Brian dan Manda pun langsung saja pergi berlari kecil untuk segera keluar dari ruangan neraka itu. "Hah, akhirnya aku bisa keluar juga dari neraka itu!" gumam Manda yang merasa sangat lega sekarang. Lalu ia pun kembali bergegas melanjutkan pekerjaanya yang tertunda tadi, namun ia merasa ada hal yang aneh di sekitarnya karena ketika melihat karyawan-karyawan yang sedang duduk di meja kerja mereka masing-masing, menatapnya dengan sangat aneh dan terlihat jijik kepadanya, lalu Manda pun langsung melihat ke arah dirinyanya takut bajunya kotor, lalu mencium pakainya takut ada yang bau. Namun, Manda tidak menemukan hal yang membuat orang-orang jijik. "Ada apa dengan mereka?" gumam Manda yang sangat penasaran, namun saat dirinya memberikan senyuman kepada karyawan-karyawan itu seketika mereka menatap sinis dengannya. Sehingga Manda merasa semakin penasaran. "Apa ada yang salah denganku?" tanya Manda, lalu Manda pun pergi ke arah toilet dan ingin melihat pakain di bagian belakangnya takut ada sesuatu yang aneh, namun saat ia melihatnya di cermin besar itu. Dirinya tidak menemukan apa-apa, berulang kali Manda mengecek lagi dan lagi-lagi Manda tidak menemukannya. "Mungkin ada hal lain?" gumam Manda, lalu ia melihat seorang perempuan yang sedang membersihkan wajahnya. "Kamu tau apa yang sedang karyawan yang lainnya merasa sangat jijik terhadapku?" tanya Manda. "Lihatlah ini," tunjuk gadis itu dengan ponselnya. Melihat itu seketika mata Manda melotot tidak percaya dengan sebuah foto tentang dirinya yang sangat memalukan menurutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN